Langsung ke konten utama

Menulis, Membanggakan Orang Tua




Di ruang Malay Corner ada satu rak buku yang isinya buku autografi. Buku-buku itu  hasil dari tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Buku ini tidak sekedar menceritakan kehidupan penulis, tetapi  yang secara tidak langsung ciri pribadi penulis diketahui oleh Dosennya. Dari sinilah pengampuh mata kuliah bisa mengenali karakteristik mahasiswanya.

Tugas menulis aoutgrafi menjadikan mahasiswa sebagai penulis. Menjadikan mahasiswa mempunyai karya sendiri. Menulis sejarah kehidupan sejak kecil hingga dia menulis buku tersebut. Menceritakan bebagai problema dan kesenangan yang pernah dialami. Merangkai kata tentang dirinya dan keluarga. Tentang orang tua.

 Seumur-umur saya sendiri belum pernah membuat autograf. Menurut saya buku seperti ini mengajak kita untuk lebih menghargai makna hidup. Mengingat kembali slide-slide kehidupan yang lalu. Mengenang cinta kasih yang diberikan orang terdekat. Menyadarkan diri bahwa sesungguhnya kehadiran saat ini, tak mungkin dengan sendirinya. 

Banyak fase yang dialami. Dimulai dalam asuhan orang tua, belajar berdiri, belajar menyuap makan sendiri, belajar mandi, memasak mie atau membuat kopi. Fase-fase tersebut juga dibauri dengan komunikasi dengan orang tersekat, orang tua. Satu-satu huruf dikenalkan menjadi kata, kalimat dan berbagai bahasa. Akhirnya komunikasi berlangsung dengan sangat lancarnya.

Kasih sayang yang mereka berikan. Cium pipi kanan-kiri-kening semasa kecil bukanlah hal aneh. Namun berlanjut bertemu pada masa ABG, remaja bahkan dewasa kadang kala kedekatan pada orang tua menjauh. Ada malu dan tak kuasa, bahkan merasa bukan zamannya lagi untuk bermanja-manja. Rasa ingin menjadi anak mandiri bukan anak mami membuat komunikasi antara anak dan orang tua mulai renggang. Kadang kala sedikit waktu dipunya untuk berbicara dengan orang tua.

Rasa-rasa tadi malah menjadikan buku autograph menjadi sangat unik. Dosen mata kuliah menugaskan hasil karya mahasiswanya itu diberikan pada orang tua mereka masing-masing. Setelah itu, mereka diperintahkan untuk meminta orang tuanya memberikan komentar. Buku ini membuat anak jadi bercerita tentang dirinya, kuliahnya dan tugas mata kuliahnya. Anak jadi berbagi cerita dengan orang tuanya. Ya mungkin sedikit juga anak atau orang tua yang bercerita atau bertanya tentang kuliah yang dialami si anak.

“Biaselah Nda, kadang-kadangkan anak-anak ni malu nak ngomong me orang tuenye” ingat saya ketika dosen pengampuh itu memberi penjelasan tentang tugas ini. 

Benar, banyak orang tua yang berkesan dengan hasil karya anaknya. Orang tua pun jadi tahu bahwa anaknya benar-benar kuliah di  tanah perantauan. Ya ini untuk yang berasal dari daerah. Orang tua pun jadi senang.  Ya, buku autograph juga berhasil membuat orang tua mahasiswa berbangga hati untuk anak-anaknya.

*Hadeh-hadeh jak cara Pak Yus nih!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau