Terimakasih atas mimpinya
Berhari-hari bersama, meski dalam mimpi
Terima kasih atas mimpinya
Berhari, hari mata ini bisa mendaapatkanmu, nyata. Meski
dalam mimpi
Terimakasih atas kehadirannya
Tawa, bicara, marah, salah, ada disana. Meski hanya dalam mimpi
Banyak hal yang kita lakukan bersama
Membicarakan banyak hal
Dan aku pun menjadi sangat bodoh dalam banyak hal.
Terutama berpura-pura tak tau banyak hal. Tentu tentangmu.
Tentu hanya dalam
mimpi
Dalam mimpi, aku tau bagaimana suaramu
Dalam mimpi aku juga tahu, kalau mau bicara denganmu aku
mesti mendongakkan kepalaku dulu
Kalau mau banyak bicara denganmu,. Aku juga pura-pura tak
tau apa-apa tentangmu
Mesti tanya banyak.
Dala mimpi aku juga masih ingat janjiku
Jika aku benar-benar ketemu kamu aku, akan bilang
“Aku suka sama kamu, aku kagum sama kamu”
Dalam mimpi aku juga masih sempat mau kirim sms dengan
teman-temanku
Teman yang tahu tentang kamu dan janjiku itu
Tapi dalam mimpi aku urungkan
Bisa-bisanya, aku urungkan.
Karena ternyata aku tak berani
Dan waktuku sama kamu juga masih banyak
Jadi aku urungkan. Hingga waktu yang tepat
Masih dalam mimpi
Di mimpi, aku juga bisa marah banyak denganmu
Aku marah besar. Dan aku memangis. Kamu heran.
Aku marah besar. Aku teriak dan membuang sesuatu yang aku
tak suka, di depanmu
Itu punyamu. Milikmu
Aku marah besar, dan aku curiga, denganmu
Aku marah besar, kamu menjadi orang yang berbeda dengan apa
yang tahu
Dasar mimpi
Dalam mimpi kamu menyebalkan, karena aku pura-pura juga tak
tau tentang kamu
Dalam mimpi, kamu menyebalkan, karena kamu pakai itu. Itu.
Warnanya putih. Dalam plastik bening. Seperti tepung. Bukan nuntuk adonan kue,
tapi untuk dihisap. Pakai hidung. Kamu mau pakai itu.
Aku benci. Aku marah. Kamu begitu.
Aku langsung bilang. Bahwa kamu tidak seperti yang aku
kenal. Aku langsung bilang, kamu tidak boleh berbeda seperti yang aku kenal. Kamu
jangan berubah dari kamu yang di catatanmu.
Area dirimu dalam kata-kata itu
Karena aku mengenalimu begitu
Dari itu.
Tiba-tiba
Cerita dalam mimpiku menjadi galau
Aku dan kamu menjauh
Tanpa bicara, dalam banyak waktu
Rumahmu ada disamping rumah sepupuku. Ini dalam mimpi.
Rumahmu sederhaana. Ini dalam mimpi.
Tapi dalam mimpi aku yakin ada ruangan itu.
Ruangan tempat kamu menghabiskan waktu dengan PC mu
Tempat kamu berdiri dengan baju warna biru
Tempat kamu menggantungkan kabel-kabel
Ada pagar kayu di sana. Langit ruangan berwarna putih.
Ruangan itu aku rasa ruangan antara ruangan bawah dan atas.
Ada kaca bening, tempat kamu meletakkan PC mu.
Di dalam mimpi. Aku bisa bertemu banyak denganmu.
Berhari-hari
Dalam banyak ruang. Banyak acara. Tak disangka.
Di dalam mimpi. Aku bisa lihat kamu pakai baju warna merah,
hijau muda, dan hitam
Aku bisa lihat senyum kamu yang nyata
Rambut kamu
Dagu kamu kamu
Mata kamu
Tawa lebar kamu
Roman kejut kamu
Roman takut kamu
Roman kehati-hatian kamu
Dan persahabatan kamu yang dekat dengan sepupuku
Bahkan aku juga melihat jendela-jendela ri rumahmu dari
rumahku
Aku juga bisa tau bahwa kamu yang akan membuka pintu rumah
kami, dan aku pun bisa pura-pura keluar kamar. Aku mau berpapasan dengan kamu.
Kamu buka pintu rumah. Aku buka pintu kamar
Lalu langkah kita
sama.
Lalu, sebelumnya
Aku bisa lihat slide muka kamu dari PC ku
Dengan lagu yang berbeda beda dari yang aku buat. Lupa lagu
apa ya.
Tapi aku ingat. Aku tidak pernah buat slide khusus tentang
kamu. Hanya klik-an foto yang otomatis saja.
Setelah itu, kita satu ruangan.
Kamu pura-pura berada di ruangan itu
Dan aku pura-pura tak ingin kan kamu ada diruangan itu
Tidak banyak bicara. Tapi kamu sudah tau bahwa aku suka sama
kamu
Dan kamu mau membicaraakan hal itu
Dan aku terbangun
Pukul 6;49
Kesiangan
Tapi tentang kamu masih segar
Meski dalam mimpi’terima kasih telah hadir di mimpiku.
Beginilah aku setelah membaca kamu
Beginilah aku mengingat kamu
Komentar