Langsung ke konten utama

Belajar dari Dosen Kapita Selekta#PART2




“Aku dah dapat gambaran tentang bapak ini” kata salah satu teman di kelas sebelum kuliah di mulai.
Teman menyebutkan salah satu nama kakak tingkat yang memberinya informasi. Saya kenal dengan kakaknya,  dia teman penghuni tetap di kelas yang semester lalu itu saya tumpangi. Hanya saya tidak selesai mengikuti perkuliahan. Penasaran, saya bertanya bagaimana gambaran yang teman tadi maksudkan.
“Bapak ni, kalau diajak kenalan dia dia”, sudah pasti dia tidak akan mengajak bapak untuk berkenalan di pertemuan pertama ini.

Ya, benar. Benar kata teman tadi. Di kelas kakak tingkat, dosen senior ini memilih untuk tidak mengenalkan diri, saat kakak-kakak memintanya. Sudah menjadi hal yang lumrah, pertemuan pertama ada sesi perkenalan antara dosen dan mahasiswanya. Tapi ternyata hal tersebut tidak berlaku untuk bapak yang sudah 20 tahun menjadi dosen di kampus ini.

Mungkin saat itu banyak yang tidak tahu siapa dosen yang selalu mengenakan peci putih ini. Mungkin banyak yang mengenal beliau sebagai dosen senior yang selalu berjalan kaki. Dosen yang berpenampilan sederhana. Dosen yang biasa datang membawa buku dan amlop besar berwakna cokelat ditanganya. Dosen yang jika ditawari untuk diantar akan menolak. Mungkin hanya itu yang mereka tahu, seperti saya, sebelum mengenal beliau, siapa beliau sebenarnya.

Jika teman yang di kelas saya yang sekarang ingat, di semester III dulu, kami pernah diberi pengantar oleh salah satu dosen mengenai kesederhanaan. Orang yang dicontohkan beliau waktu itu adalah orang yang sekarang mengampuh mata kuliah kapita selekta di kelas kami. Bapak dosen juga bilang bahwa orang yang sangat ia sanjungi ini adalah Konsultan Pendidikan. Menurut saya keserhanaan beliau tidak hanya ia lihatkan dari penampilannya. Tapi juga dari ia mengenalkan siapa dirinya

Mengenai dirinya, saya memang tidak tahu banyak. Namun, yang saya tahu dia tidak sekedar konsultan pendidikan. Dia Tokoh di Kalimantan Barat. Dia tidak hanya ahli di pendidikan. Budaya, sejarah, Agama, dan kepenulisan dia juga ahlinya. Banyak tahunya. Bahkan saat bedah buku Abang maspura di Rektorat Untan tahun 2011, saya sempat mendengar salah satu dosen bertanya pada rekannya, tentang  keahlian ilmu beliau. Rekan yang ditanya juga bingung menjelaskannya. 

“Bicara tentang apapun, beliau tahu” begitu rekan mejawab.
Saya pernah satu ruangan bersama beliau di suatu acara bedah buku. Salah satu orang yang membedah buku tersebut adalah beliau. yakni bedah buku Tokoh Pendidikan Islam di Kalimantan barat, yang ditulis oleh mahasiswa Club Menulis STAIN Pontianak, dan buku Abang Maspura, buku yang ditulis oleh Nur Iskandar. Di rumahnya yang menurut saya nyaman di mata itu, beliau mempunyai banyak buku. Sudah tentu beliau suka dan banyak membaca. Saya lihat dari jendela rumahnya, banyak sekali buku-buku di salah satu ruangan. Buku-buku tersusun rapi di raknya.  Saya dengar, bacaan beliau tidak hanya yang ilmiah saja, tidak yang serius saja. Novel karya Habibburahman El-Shirazy pun beliau baca.

Ahhh, pastinya beliau itu orang hebat di Kalimantan Barat. Beliau sangat dikenal. beliau itu menginspirasi banyak orang. Beliau Man Of The Year 2011 Borneo Trbune sebagai Motivator Penulisan Buku. Seperti yang ia katakan pada mahasiswa di kelas kakak tingkat waktu itu. Saat ada teman meminta beliau mengenalkan dirinya. Beliau memang tidak mengenalkan diri. Beliau menolak, beliau hanya bilang, orang-orang mengenali dirinya. Bahkan di perbatasan.

“Saya tidak akan mengenalkan diri saya. Tidak akan saya lakukan. Ini prinsip”  itulah yang saya tangkap dari pembicaraan beliau.

Ah, makna yang dapat saya ambil adalah dia tidak ingin mengenalkan dirinya yang terkenal sebagai tokoh Kalimantan Barat, ahli diberbagai ilmu, bahkan di dunia pendidikan. Dia tidak ingin mengenalkan siapa dirinya yang sebenarnya.

Biarkan orang mengenal dirinya, dengan cara mereka masing-masing. Ia terima apa pun tanggapan orang tentang dirinya. “Bahkan menghina”, kata beliau.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau