Otak No Fresh
Pagi itu waktu-waktunya otak lagi
Fresh. Segar. Dingin. Cool.
Pernah dengar kan “Sebaiknya
masalah dihadapi dengan kepala dingin”, artinya ambil es batu, terus letakkan
di atas kepala. Maka kepala dingin. Begitu kan?.
Ada juga yang bilang, kalau
pelajaran ngitung-ngitung itu baiknya dikasih saat pagi. Jam pelajaran pertama.
Sebab, otak masih fresh. Bisa saja, hal itu berarti waktu pagi kita ambil
pewangi ruangan yang berjudul fresh itu, dan semprotin di bagian dimana bisa
nyerap ke otak. Kalau pun nggak ada, beli aja Fresh Tea, dan tuangkan dibagian
itu juga. Biar otak kita fresh. Kalau pun tidak mempan, ambil
duit Rp. 500, pergi ke warung dan beli Jess Cool. Jika biasanya pereda panas
dalam, mungkin bisa juga pereda panas otak.
Pagi itu, waktu-waktunya otak
lagi fresh. Lagi nggak banyak pikiran. Tapi, kalau fakta yang saya lihat
sekarang, sepertinya it nggak berlaku. Contohnya tadi pagi, si Ucu sepupu saya, kerut-kerut kening, ngomel-ngomel
terus mondar-mandir dari dapur ke ruang makan. Dari ruang makan ke dapur. Dia tampak
marah-marah. Hanya gara-gara Tuperware kecil yang biasa dia gunakan untuk bawa
sayur nggak ada.
“Ih, mana Tupperware ni” saya rasa
itu Tupperware lagi sembunyi, karena nggak tahan dengar dia pagi-pagi udah
ngomel. Ngomel gara-gara cari Tupperware. Nggak sopan juga si Tupperware itu
ya?. dicariin tapi tidak muncul-muncul. Atau jangan-jangan dia belum pulang
jogging, atau bisa jadi nggak tau jalan pulang.
Lupakan!.
Melihat dan mendengar serta
mengamati, saya jadi menyimpulkan bahwa istilah pagi-pagi itu otak sedang fresh
nggak berlaku lagi. Tapi pagi-pagi itu otak sedang puyeng.
Nggak hanya masalah Tupperware,
biasanya ucu juga suka ngomel gara-gara rak sepatu yang sepatunya nggak disusun
rapi. Heran juga sama sepatu, padahal sudah sering diomelin masih saja nggak
nyadar. Nggak bisa jaga diri juga. Coba, kalau si pemilik mereka kalau sudah
selesai makai, langsung disimpan rapi. Jadikan tidak omelan Ucu. Meski di rak sepatu itu, lebih banyak
sepatunya Ucu sih.
Tapi, model seperti ini tidak
hanya Ucu saja yang mengalaminya. Kakak saya Yuli, juga sering mengalami hal
yang serupa. Jika tadinya beken dengan istilah otak fresh maka kita istilahkan
juga keadaan ini dengan Otak No Fresh. Hahahaha.
Kakak saya punya anak tiga.
Paling tua, paling besar badannya, paling banyak makan, paling banyak minum
susu juga paling susah bangun pagi. Anak yang kedua anak cowok satu-satunya,
nggak susah bangunkanya Cuma dia suka ngilang. Menghilangnya nggak kemana-mana
hanya, di tepian parit belakang rumah. Bisa bawa pancingan, bisa juga bawa
tanggukkan. Terakhir masih umurnya baru satu tahun lebih, ada Mak yang biasa
jaga. Jadi si kecil tidak bisa macam-macam. Jika merepotkan, Mak tinggal kasi si kecil
sama ayam. Di jamin, si kecil bakal diam. Bukan karena si kecil di makan ayam.
Tapi dia ngasi ayam makan.
Jadi ceritanya, kakak saya juga
suka kerut kening kalau sedang menghadapi bocah-bocah ini. Si Kakak dan Si
Abang. Kakak yang malas bangun dan suka telat ke sekolah, serta si Abang yang
juga lebih suka temanan sama ikan. Tapi kakak saya lebih sering nunjukin
kerutan keningnya sama anak sulungnya ini. gimana nggak marah, sudah jam
setengah tujuh si sulung biasanya masih nongkrongin spongsbob, bantal dan kasur
atau dot susu.
Atau orang-orang
di jalan. Tiap pagi, jalan sering kali penuh kendaraan dan manusianya. Tiap pagi tidak jarang nemu yang namanya
tiang berlampu merah, kuning, hijau. Tapi tidak jarang juga banyak yang nerobos
lampu merah. Sampai-sampai lampunya pecah. Eh maksudnya ngelanggar aturan dari
tanda lampu merah. Bisa pecah kepala ya? kalau mau nerobos lampu merah. Mau
kemana juga.
Bahkan
parahnya lagi. Pas sekitar jam 7, 8 pagi saya pernah lihat orang kelahi,
gara-gara motornya saling senggol. Ada yang jatuh, ada juga yang hampir jatuh.
Akibatnya sepagi pagi itu, mereka sudah menunjukkan keahlian bela diri
mereka. Ntah, apakah diantara mereka itu ada yang terobsesi jadi
petinju atau pemain film kolosal. Yang kerjaanya tinju-tinjuan. Hehehehe.
Kembali pada
hubungan pagi sama otak fresh dan menyelesaikan masalah. Menghubung-hubungkan
hal-hal tadi membuat saya jadi bimbang. Jika sepagi itu, banyak orang yang otak
puyeng maka akan banyak permasalahan yang terjadi. Tidak damai bisa-bisa. Tapi,
saya sempat berpikir apakah semua ini ada disebabkan oleh pekerjaan?. Waktu?.
Tidak pandainya memanajemen waktu sehingga orang harus kejar-kejaran. Kejar-kejaran mau ambil kerjaan di rumah,
kejar-kejaran di jalan, dan kerjaan yang ada di tempat kerja. Hingga akhirnya,
kerjaanya marah-marah?
Terlalu
berlebihan tidak?
Komentar