Langsung ke konten utama

Bulan Bahasa

"Eh tau ndak, bulan Oktober tu bulan Bahasa?". Tanya saya pada teman-tema di kelas. Ada yang mengaku, tidak. Ada yang bingung, ada yang menertawakan. Yang mengaku tidak tahu, oke. selesai permasalahanya. Yang kelihatan bingung, kemungkinan ada dua sebab. Pertama, mungkin karena memang tidak pernah mendengar tentang  Bulan Bahasa. Kedua, terkejut tiba-tiba ditodong dengan pertanyaan. Lain halnya, yang menertawakan. Pasalnya, yang tertawa ini, merasa lucu dan merasa perlu menertawakan apa yang saya tanyakan.

"Eh budak, tau ndak kalau bulan Oktober itu Bulan Bahasa?".

Pertanyaan yang langsung dengan jawabannya, kata yang menertawakan.

Ah. Saat itu, saya juga merasa malu dengan apa yang dikatakan oleh teman saya itu. Mengapa bisa-bisanya, saya membuat pertanyaan yang langsung ada jawabannya.Saya tidak pandai sekali ya, membuat pertanyaan. Pendek akal. padahal saya hanya ingin tahu, apakah teman-teman saya juga tahu tentang Bulan Bahasa?. Tentang Bulan, yang baru saja saya dengar dan saya tahu. 

Saat itu, kebetulan juga saya iseng-iseng sekaligus memang ingin membuat tulisan, yang sekiranya bisa dikatakan riset, "riset-risetan". Riset tentang tahunya orang tentang bulan bahasa. Jadi, yang saya pertanyakan itu, tahu atau tidak kalau Bulan Bahasa di bulan Oktober. Apa itu Bulan Bahasa, dan sejarah Bulan Bahasa. 

Sebelumnya, saya sudah mencari tahu tentang hal-hal tadi itu. Kemudian, saya jadi penasaran sebanyak apa, orang yang tidak tahu dengan moment di Bulan Oktober ini. Karena, saya berkaca pada diri. Mirisnya saya, yang baru tahu Bulan Bahasa di tahun 2010. Malu, sangat.

Jika diperbolehkan menggunakan alasan. Alasan saya ialah, lingkungan saya dulu, baik itu sekolah atau tempat tinggal tidak pernah mengenalkan saya pada bulan satu ini. Saya, mengetahuinya, ya saat saya masuk Club Menulis.

Saya menjadi kesal juga, dengan sikap teman saya tadi. Saya kesal, bukan karena mereka menertawakan pertanyaan saya. Saya kesal karena mereka menertawakan hal yang mereka sebenarnya juga tidak tahu. Saya kesal, mereka tidak membantu saya melanjutkan riset saya itu. Saya kesal, karena mereka menertawakan "ketidaktahua" mereka.

"Eh budak, tau ndak kalau bulan Oktober itu Bulan Bahasa?".

"Tau, barusan kau bilang". Jawab mereka.

Pertanyaan yang langsung dengan jawabannya, kata yang menertawakan. Mereka tertawa.


Tawa mereka, saat itu sangat tidak lucu buat saya. Ya, ya tadi itu. Saya menjadi sangat kesal karena beberapa sebab. Kenapa juga, mereka menertawakan hal yang sangat miris tadi. Miris, karena menertawakan, sesuatu yang mereka juga tidak tahu. 


Tapi, lagi-lagi saya berkaca pada diri. Tawanya mereka, karena mereka merasa lucu dengan pertanyaan saya. Tawanya mereka, karena mereka merasa lucu dengan cara saya yang berkoar-koar dan mendatangi teman satu-satu untuk bertanya "Eh, tau ndak kalau bulan Oktober tu Bulan Bahasa?.


Padahal, saya hanya ingin tahu.
 
Kejadian ini membuat saya menulis artikel kecil-kecilan. Judulnya, Tidak Tahu, Bangga.

 Tulisan itu membahasa pengalaman saya. Membahasa, mengapa kita harus tertawa, padahal sebenarnya juga tidak tahu tentang apa yang ditertawakan. Ah, saya juga merasa bahwa tulisan itu, bagian dari pelampiasan kekesalan saya pada teman-teman saya tadi. 


Saya mengingat lagi masa-masa itu. Setahun yang lalu. Tahun pertama saya memeperingati Bulan Bahasa. Waktu itu, kami Club Menulis mengadakan lomba Matung (majalah gantung). Jadi, tulisan saya tentang "riset-risetan" itu juga saya pajang.

Tidak, mau lagi ada yang mempunyai pengalaman yang miris seperti saya.


Saya mengingat masa-masa itu, karena sekarang ini Bulan Oktober. Bulan Bahasa. Bulann yang bertepatan dengan Sumpah Pemuda. 

Bulan Oktober, tahun 1928 para pemuda Indonesia mengikrarkan sumpah bahwa, Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan , bahasanya Indonesia.

Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928

Saya mengingat masa-masa itu, karena Teman saya yang menertawakan itu, memberi kabar bahwa dia menjadi Juri lomba menulis cerpen di sekolah, tempat dia PPL. Lomba, dalam rangka memperingati Bulan Bahasa. Dia, bilang, sewaktu dipilih jadi juri untuk lomba Bulan Bahasa ini, dia jadi ingat saya.


Lucu, juga jadinya. Benar, setiap pengalaman, meski membuat kesal tetap ada hikmahnya. 

Saya jadi ingat, Bulan Okober itu Bulan Bahasa
Teman saya, saya ingat saya. Ketika ingat Bulan Oktober  itu Bulan Bahasa



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau