Langsung ke konten utama

Belum Saatnya Pacaran


Banyak hal yang ingin dicapai di dunia ini. Pastinya kebahagiaan. Apapun itu. Termasuk merasakan bahagianya punya pacar/pacaran. Ya, aku yang nggak pernah merasa bahagianya punya pacar, emang nggak bisa menjabarkan dengan sangat detail. Dalam sejarah percintaan, aku termasuk orang yang emang wajib masuk dalam daftar orang yang nggak punya daya tarik. Buktinya, hingga kini aku belum punya pacar. Kasiaaaan.
Upppss! Bukan waktunya membicarakan kemalangan yang pada diri aku sekarang. Tapi ada banyak alasan mengapa hingga hari ini, aku belum kepengen punya pacar. Ya, selain karena tampang aku yang sangat pas-pasan. Kalau di nilau mungkin dapat pontenan 6. Hah sangat malang. Tapi apapun itu, aku tetap bersyukur dengan apa yang ada.
Berbagai alasan:
1. Mau cari selamat.
Yoi, gaya pacaran sekarang kan aneh-aneh. Iya ya, semua emang tergantung pada diri sendiri. Bisa jaga ato nggak. Y, tapi tetap aja, yang namanya pacaran.. nggak ini itu.. emang masuk kategori pacaran.?. hii pegangan tangan aja udah malu sendiri. Huaaa. Ampun.ampun. intinya jaga diri.
2. Masih belum mapan.
Iya, mapan umur, mapan pikiran dan mapan materi. Yang namanya pacaran mesti ada acara jalan-jalan. Makan-makan. Hadiah ini dan itu. Ciaela.. duit bensin aja masih minta sama Mak. Mana bisa aku sok-sokan mau pacaran. Ada yang bilang, kalau cewek yang nanggung ongkosnya, ya cowok. Hemm muka tebal opo?. Menurut aku, kalau berani pacaran, yang mesti berani ambil prinsip. Paling nggak prinsip aku, sebagai cewek, aku nggak boleh membebani tanggugan ongkos sama cowok aku terus. Kasihan. Tapi laen ceritanya kalau dia udah mapan sekali. Hehehee. Tapi, tetap saja, sebagai cewek harus nyadar juga.
Ada teman aku bilang; Cinta harus diimbangi ama duit. Kalau cinta nggak pakai duit, makan aja itu cinta”. Intinya duit adalah pendukung. Kalau nggak mapan jangan berani-berani mau pacaran (aku).
3. Kalo bisa focus kuliah.
Pengenya, kuliah adalah nomor 1, untuk saat ini. Tapi, meski nggak pacaran kuliah aku tetap saja keteteran. Tapi, paling nggak, masalah yang ada saat ini nggak ditambah-tambah dengan urusan percintaan. Mikir mengenai kuliah saja, sudah cukup merumit. Ditambah lagi memikirkan soal percintaan. Halah.
4. Belum bisa tampil sebagai perempuan seutuhnya
Pastinya aku bukanlah perempuan yang masih bimbang, yang masih mencari-cari jati diri sebenarnya. Laki/ato perempuan. Tapi lebih pada penampilan aku. Perempuan pada umumnya kan, sangat menjaga penampilan. Apalagi di depan pacarnya. Tentu kepengen si pacar melihat kita lebih cantik. (??////???). Banyak yang bilang, aku ini orangnya asal. Asal pakai bedak (untung-untungan pakai). Asal pakai jilbab, karena sering sekali berponi. Asal pakai sepatu, karena aku biasa langsung injak aja tumit sepatunya. Lebih simple, tinggal masuk, tinggal keluar. Dan aku juga belum bisa pakai kaos kaki dengan sangat bijak. Kadang kalau aku pake kaos kaki, biasanya cuma presentasi. Selesai, copot. Selain emang nggak enak, kaki aku ini sering kali keringatan. Kalau sudah jam 10-an, it keringat past membajir. Hemm pastinya sangat nggak enak, saat kaki basah pakai kaos kaki. Bau!!!. Dan emang udah bau, nambah lagi. Ammpun.
5. Aku belum bisa diet
Umumnya cowok itu suka, pacarnya yang nggak gemgbrot. Seksi mungkin. Pastinya aku nggak temasuk sebagai perempuan yang punya postur seperti itu. Aku ini kalau makan, ya makan. Jujur aku nggak bisa control makan. Lapar, ya aku cari nasi dan berbagai lauk pauk, kalau bisa 4 sehat lima sempurna. Kalau ada makanan , ato cemilan ya aku makan. Lah makanan ada, disia-siakan. Aku pernah dibilang “ndut” oleh beberapa teman cowok. Ahhh, kadang aku nyantai ngjawab mereka.
“ini Badan, emang udah dari kecil kayak gini/ keturunan, lihat saja Mak ku/ ini tulang emang udah besar, jadi emang udah nggak bisa kurus”.
Tapi, jujur kadang nggak PD juga. Menurut aku, diet itu menyiksa. Beberapa teman/keluarga masuk rumah sakit,karena sakit mag. Huuuu. NO!.
6. Aku belum putih
Ha.. kalau yang ini aku ngaku. Emang udah nggak bisa dipungkiri, kalau kulit wajah aku tu itam dan kusam. Terus mata aku juga udah kayak Panda. Ada lingkaran hitamnya. Ahhh, aku ini paling malas ngurus hal-hal yang beginian. Aku pernah beli masker. Udah hamper 2 tahun belom-belom habis. pi Aku juga pernah beli pemutih, selain aku sering lupa pakai, itu pemutih sering luntur karena keringat aku.
Aku juga nggak disiplin pake slayer. Untung-untung punya. Untung-untung ingat dibawa, dan dipakai. Waktu SMA, guru matematika aku bilang, kalau aku nggak bakal bisa putih. Waktu itu aku agak sentiment mendengarnya. Tapi, si guru kemudian bilang. “Kamu itu pakai backline (aku nggak tahu penulisan sebenarnya) baru bisa putih”. Waah, guru aku ternyata juga memberi saran. Thanks. Tapi hingga kini aku belum pernah mencobanya, dan mungkin nggak bakap pernah. Aku tahu, wajah aku nggak bisa disamakan dengan pakaian.  Kalau aku pake, berarti aku udah putus asa.
7. Masalah tentang pacaran itu banyak sekali
Mendengar cerita percintaan para sohib, aku kadang makin malas mau terjun payun di bandara percintaan. Beberapa teman sering kali, curhat dan minta solusi sama aku tentang masalah pecintaan mereka. Selain problem yang buat sakit hati, problem susahnya PDKT, mengambil keputusan, menjaga hubungan, menjaga penampilan, hadiah atau apapun itu tentang pacaran. Aku sudah merasa, kalau yang namanya pacaran itu sangat rumit. Aku ngaku, dulu aku sempat pacaran. Ahh, sebenarnya ini juga nggak terlalu serius, alias aku terpaksa. Pastinya pacaran yang nggak aku lupa nyampai satu bulan atau nggak ini sudah membuat aku hamper stress. Selain hal-hal yang diatas. Si pacar nggak bisa ngerti dengan posisi aku sebagai mahasiswa. Aku yang buat tugas waktu malam minggu, malah dicurigainya. Yooo----. Selain itu, dia juga kepengennya kita bisa jalan terus. Huh, aku ini kan, nggak tinggal sama Mak, tpi sama paman. Jadi, aku nggak bisa semau “gue” melarikan diri untuk keluar rumah, sekedar bisa jalan-jalan. Ahhh lagi pula, itu semua membuat aku bad mood. Hemm, rumit sekali.
Pacaran juga penuh dengan kecurigaan. Teman-teman aku sering kali mencari tahu, apakah pacarnya punya selingkuhan atau nggak, atau malah dia yang jadi selingkuhan pacarnya. Dan hal ini 100% sudah membuat mereka nggak tenang. Bahkan, ada beberapa teman yang pacaran sama suami orang. Pasalnya dia emang nggak tahu, kalau pacarnya itu sudah kawin. Masalaah itu kan?. Ahhh, intinya masalah tentang pacaran itu banyak sekali.

Tapi, hal ini bukan juga mengartikan bahwa aku ant pacaran. Cuma,,,belum saatnya saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau