Pagi itu, Selasa, sekitar pukul 07:15, di warnet (Warung Internet) kawasan Pasar Kemuning. Saya yang akan ngeprint tugas Metode Penelitian II, terkejut melihat seorang anak SD yang duduk di depan monitor computer. Telontar kalimat “Mantap gak budak ni, pagi-pagi dah ke ng-game”.
Padahal, orang yang di warnet masih bersih-bersih ruangan. Seorang ibu paruh baya, baru selesai menyapu. Dan, pelanggan warnet, juga baru dia seorang. “Handal ini budak, jadi pelanggan pertama”.
Tak lama kemudian, si Ibu yang bersih-bersih tadi membawa ember dan kain pengepel. Dengan posisi menjongkok, ia mengelap lantai yang berporselen putih di warnet. Jadi, sebenarnya Warnet belum siap 100% untuk buka. Tapi, si Operator mungkin tidak peduli. Nambah-nambah penghasilan.
Hikmat, asyik dan tidak mau tahu dengan seragam merah putih yang sedang ia kenakan. Anak itu duduk santai, dan tersenyum-senyum dengan permainan yang ia kendalikan. Tanganya sangat lihai mengopersikan mouse dan keyboard.
Teringat, sewaktu saya masih SD, menyentuh komputer saja tidak pernah. Hanya melihat punya tetangga sebelah rumah. Sedangkan, melihat dengan jelas orang yang menggunakannya ketika saya MTs. Dan benar-benar menggunakannya saat saya Aliyah. Tahu mouse dan keyboard juga, setelah mata pelajaran TIK (Teknologi Informatika Komputer) itu ada di sekolah. Jadi anak SD ini sudah belajar Ilmu Komputer, lebih dulu masanya dari saya. Dan bahkan, ia mendapatkan ilmu itu, tidak juga dari sekolah, tapi di warnet. Seperti yang saya lihat, ketika itu. Zaman sekarang barang elektronik ini, memang sudah sangat lumrah. Tidak seperti saya dulu.
Tidak bisa dipastikan, anak lelaki yang berponi itu kelas berapa, mungkin kelas III atau kelas IV. Game Online. Permainan itulah yang menariknya ada di warnet. Ia benar-benar sudah kecanduan. Ya, saya memang sengaja bilang ia kecanduan, karena si anak benar-benar tampak tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak main. Pagi ini waktunya ia sekolah. Tapi, karena sudah tidak tahan. Bahkan, tas rasel hitam di punggugnya, tak kuasa ia turukan. Pokoknye main, mane duli.
Dugaan saya si anak berseragam ini, memang sengaja bolos sekolah. Ya, meskipun masih dugaan. Tapi, jika memang ia masuk siang, wew! Kenapa juga si anak bela-belain berangkat dari rumah lebih awal, “Biar bise main game online mak”, mungkin begitu kali ya ?
Selesai ngeprint, saat lewat di kursi si anak SD saya iseng bertanya dengannya.
“Enndak sekolah ke?”
Si anak terkejut
“Ha?” tanyanya sambil memandangku.
“Ndak sekolah ke?, jam berapa dah ni?”
“Bentar lok”. Jawabnya singkat.
Padahal jarum jam sudah melewati pukul 07:30. jika dia masuk siang, okelah. Tapi, jika ternyata ia bolos. Berarti si anak hari ini sekolah di warnet. (*)
Padahal, orang yang di warnet masih bersih-bersih ruangan. Seorang ibu paruh baya, baru selesai menyapu. Dan, pelanggan warnet, juga baru dia seorang. “Handal ini budak, jadi pelanggan pertama”.
Tak lama kemudian, si Ibu yang bersih-bersih tadi membawa ember dan kain pengepel. Dengan posisi menjongkok, ia mengelap lantai yang berporselen putih di warnet. Jadi, sebenarnya Warnet belum siap 100% untuk buka. Tapi, si Operator mungkin tidak peduli. Nambah-nambah penghasilan.
Hikmat, asyik dan tidak mau tahu dengan seragam merah putih yang sedang ia kenakan. Anak itu duduk santai, dan tersenyum-senyum dengan permainan yang ia kendalikan. Tanganya sangat lihai mengopersikan mouse dan keyboard.
Teringat, sewaktu saya masih SD, menyentuh komputer saja tidak pernah. Hanya melihat punya tetangga sebelah rumah. Sedangkan, melihat dengan jelas orang yang menggunakannya ketika saya MTs. Dan benar-benar menggunakannya saat saya Aliyah. Tahu mouse dan keyboard juga, setelah mata pelajaran TIK (Teknologi Informatika Komputer) itu ada di sekolah. Jadi anak SD ini sudah belajar Ilmu Komputer, lebih dulu masanya dari saya. Dan bahkan, ia mendapatkan ilmu itu, tidak juga dari sekolah, tapi di warnet. Seperti yang saya lihat, ketika itu. Zaman sekarang barang elektronik ini, memang sudah sangat lumrah. Tidak seperti saya dulu.
Tidak bisa dipastikan, anak lelaki yang berponi itu kelas berapa, mungkin kelas III atau kelas IV. Game Online. Permainan itulah yang menariknya ada di warnet. Ia benar-benar sudah kecanduan. Ya, saya memang sengaja bilang ia kecanduan, karena si anak benar-benar tampak tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak main. Pagi ini waktunya ia sekolah. Tapi, karena sudah tidak tahan. Bahkan, tas rasel hitam di punggugnya, tak kuasa ia turukan. Pokoknye main, mane duli.
Dugaan saya si anak berseragam ini, memang sengaja bolos sekolah. Ya, meskipun masih dugaan. Tapi, jika memang ia masuk siang, wew! Kenapa juga si anak bela-belain berangkat dari rumah lebih awal, “Biar bise main game online mak”, mungkin begitu kali ya ?
Selesai ngeprint, saat lewat di kursi si anak SD saya iseng bertanya dengannya.
“Enndak sekolah ke?”
Si anak terkejut
“Ha?” tanyanya sambil memandangku.
“Ndak sekolah ke?, jam berapa dah ni?”
“Bentar lok”. Jawabnya singkat.
Padahal jarum jam sudah melewati pukul 07:30. jika dia masuk siang, okelah. Tapi, jika ternyata ia bolos. Berarti si anak hari ini sekolah di warnet. (*)
Komentar