Langsung ke konten utama

UNDIAN TELEPON

Sabtu lalu, 05 Januar. Sore sekitar jam 4 lewat. Saya dikejutkan dengan berita heboh. Hihaaaaa, orang rumah dapat undian, undian ke tiga. Dapat Tv 29 inc merek Toshiba. Kata Paman jam 5, akan diantar. Paman senang kelihatanya, bahkan dia sempat bertanya akan menyimpan kemana TV itu nantinya. Dia benar-benar senang.
Humm, oh ya saya belum bilang ya?, kalau TV tadi berasal dari undian apa. Undian itu dari Telkom. Kata Paman, ada yang baru saja menelponnya dan memberi kabar, bahwa nomor telepon rumah yang atas nama istri Paman, mendapat undian gebyar Telkom dan,. Hal yang paling menggemparkan lagi, bonus uang tunai Rp. 10.000.000 dari Wali Kota.
Paman pun memberikan kronologi pemberitahuan tadi.
Ada operator telepon tadi menelpon, namanya Hermawan. Hermawan bertanya apakah Paman menonton TV tadi malam, TVRI. Paman yang tadi malamnya pergi acara keluarga, tentu bilang tidak. Hermawan pun dengan serius mengatakan bahwa kebetulan nomor telepon di rumah atas nama istri Paman itu mendapat undian ke tiga. Undian dari gebyar Telkom dan Wali Kota. Berhadiah TV Toshiba 29 inc dan hadiah bonus dari Wali Kota, uang Rp. 10.000.000. Si Hermawan meyakinkan lagi, agar Paman menelpon biro keuangan Telkom tadi, atas nama Ir. Muchlis dan ia memberi nomor telepon. Paman pun menelpon dan berbicara dengan pak Muchlis. Pak muchlis bilang, uang tunai tadi langsung dari Bank Indonesia (BI), dan dikirimkan melalui ATM. Jadi syaratnya harus ada ATM, pak Muchlis tidak minta nomor rekening.
Paman pun, percaya dan bertanya dengan istrinya apa punya ATM. Istri Paman tidak punya. Paman menelpon anaknya, yang punya ATM. Paman berbicara dengan anaknya itu, tapi kakak sepupu saya itu tidak langsung percaya, bisa saja ini penipuan. Karena syaratnya ATM. Tapi, Paman meyakinkan lagi, bahwa tidak memberi nomor rekening hanya nama pemiliknya saja. hanya itu.
Paman benar-benar senang. Durian runtuh ini, rejeki tidak terduga dapat TV, dapat uang pula, 10 juta lagi.
Tapi, ada tapinya. Di saat Paman yang sedang senang itu, saya malah berpikir bahwa rasa itu pasti tidak akan lama, saya merasa undian itu tidak ada. Ahai, biasanya jika ada gebyar-gebyar seperti ini pasti pemberitahuan, tidak spanduk pasti ada kabar juga dari koran-koran. Apalagi ada hadiah dari Wali Kota, 10 juta pula, banyak nih!!!. Tapi, kabar gebyar Telkom ini sama sekali tidak ada berita-beritanya.. senyap saja.
Istri Paman juga tidak percaya, kami bahkan berbisik-bisik menggeleng-geleng kepala. Mengapa Paman cepat sekali percaya. Kami tidak langsung menyampaikan pemikiran kami itu. khawatir Paman tersinggung, karena kami tidak percaya denganya, dan kami juga tidak kuasa berdebat. Lagi pula, siapa tahu memang gebyar itu ada, karena memang tidak ada yang menonton TVRI tadi malam. Istri Paman, menyarankan anaknya untuk mengambil semua uang yang ada di ATM. Berjaga-jaga.
“Pak suruh Eka, ambil semue duitnya nanti duit Eka di sedot e” kata istri Paman.
Tidak langsung bilang tidak percaya, akhirnya saya dan istri Paman menyarankan agar bertanya dengab pihak Telkom lagi. Saya bersedia datang ke kantornya. Tapi, Paman berinisiatif untuk menelpon saja.
Tak lama. Terdengar suara Paman, ketawa-ketawa dengan operator Telkom. Meski ada nada kecewanya. Ternyata memang tidak ada gebyar itu.
Saya dan istri Paman bercerita-cerita lagi, membahas penipuan yang undian tadi. Istri Paman pun bercerita bahwa kepala sekolahnya dulu juga pernah mengalami hal serupa. Kepala sekolah percaya, mereka berkomunikasi lewat hand phone. Si penipu itu memberi instruksi agar kepala sekolah pergi ke ATM. Ternayta-oh ternyata kepala sekolah di hipnotis lewat hand phone. Kepala sekolah diperintahkan untuk mengirim uang 5 juta. Dalam keadaan tidak sadar kepala sekolah memencet nomor rekening yang telah disebukan oleh si penipu tadi. Saat sadar, apa daya lagi, kepala sekolah bersedih. Uang 5 juta sedah masuk ke nomor si penipu. Hal itulah yang dikhawatirkan oleh istri Paman penipuan dengan hipnotis.
Bicara punya bicara. Kakak sepupu yang punya ATM datang. Kakak bilang, di rumahnya juga di telepon. Memberi kabar undian, meminta ATM dan segala rupa. Di rumahnya itu, nomor teleponnya juga atas nama istri Paman. Suami kakak yang menerima telepon itu. suami akak juga tidak percaya. dia sudah menelpon pihak Telkom dan mendapatkan kejelasan bahwa gebyar itu memamg tidak ada.
Saat menerima telepon, suami kakak sudah mulai curiga saat si penelpon itu bilang bahwa ada bonus uang 10 juta dari Wali Kota. Pemikiran suami kakak dengan saya sama. Ragu, karena tidak ada berita-berita Wali Kota bakal memberi bonus, uang dengan jumlah yang sangat buesar. Dikoran juga tidak ada.
Lucunya lagi, suami kakak dimarah si penelpon, gara-gara suami kakak mengaku tidak tahu siapa nama Wali Kota Pontianak.
“Siapa ya nama Wali Kota?, saya tidak tahu namanya pak?”.
“Kamu ini gimana sih. Masa’ nama Wali Kota tidak tahu coba kamu tanya saja dengan tetangga-tetangga kamu sana”, si penelpon marah.
Ternyata, suami kakak juga pernah mengalami hal seperti itu sebelumnya. Atas nama Telkomsel. Mendapat hadiah juga. Tentu suami kakak tidak percaya. Si penelpon bilang, suami kakak itu pengguna kartu As, sedangkan suami kakak pengguna kartu Halo. Pemberitahuan mendadak, dan melewati telepon. Tidak ada kamus langsung percaya, hal seperti ini jika melewati telepon. Pikir suami kakak.
Suami kakak pun mengaku dia berada di kampung, rumah jauh. Di pedalaman, pelosok, sulit di jangkau dan segala rupa. Bekerja di kebun. Tapi, si penelpon meyakinkan lagi, bahkan pihak mereka punya cabang dimanan-mana. Suami kakak lagi-lagi meyakinkan si penelpon bahwa rumahnya jauh, jauh sekali. Si penelpon sedikit bernada khawatir, tapi tetap meyakinkan. Si penelpon, bertanya lagi, sejauh mana , dimananya.
Akhirnya, suami kakak mengaku juga sebagai orang yang bekerja di Telkomsel. Suami kakak di tanya kerja dibagian apa, siapa dan no ID nya. Suami kakak mengaku sebagai Irwan, nomor Id card itu adalah intern, hal pribadi dan tidak boleh ada yang tahu. Ngomel-ngomel......tanya dan saling tanya. Akhirnya di penelpon marah-marah. Akhirnya dia yang kapok.
Kejadian ini tentu ada hikmahnya untuk kita. Kita tidak boleh percaya begitu saja dengan hal yang tidak jelas seperti itu. Harus waspada dan mencari info yang lebih jelas agar tidak ditipu. Kejahatan bisa dilakukan dimana dan dengan cara yang bagaimana saja. Penipu sekarang punya cara yang jitu, dan cerdas-cerdas. Tapi kita mesti lebih cerdas.

Pontianak, 07.02.11. SKKP.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau