“Keriiiiiiiiiing”.
Saya pinjam kata itu untuk, mewakili perasaan saya saat ini.
“Keriiiiiiing”.
Ya, saya benar-benar kering motivasi.
Motivasi saya tiba-tiba saja mengering di semester V. Padahal saya tahu, semester ini baiknya saya lebih serius dan lebih semangat. Tinggal tiga atau empat semester lagi, saya bisa menyelesaikan Study strata satu.
Tapi, apa penyebabnya?. Semangat dan keseriusan saya mengacaukan semua yang saya impikan. Ada apa dengan saya?.
Hayaaaaaaaa......
Mau diapakan lagi?. huruf D, sudah saya dapatkan. Dari seorang dosen yang saya sebut asal saja dengan Pak Raden, karena dia punya kumis. Alasanya, dia bilang kami telah melukai hatinya. Jjjaaaah, mengapa hari gini masih ada dosen yang mudah patah hati?. Apa dosa kami,?. Kami tidak pernah menyabut kumisnya, atau benar-benar melukai hatinya dengan sembilu.
“Dosen juga manusia punya rasa punya hati, jangan samakan dengan pisau belati”
Tapi, kami tidak pernah, tidak memperdulikan dia.
“Walau badai menghadang, ku kan selalu setia”.
Kami datang untuk mengikuti mata kuliahnya, meski kami terlambat. Tapi, itu bukan salah kami semuanya kan, alam saat itu tidak merestui kami datang tepat waktu. Toh, rumah kami juga tidak sedekat rumah pak raden.
Pak Raden juga bilang, dia menghargai proses. Oke!, diterima. Tapi, proses ini apakah tidak memandang kami yang selalu datang, kami yang ikut MID, kami yang maju ke depan mengerjakan tugas, atau yang menuliskan soal MID nya di papan tulis.
Mengapa ada nilai B, untuk mahasiswa yang jarang masuk.
Mengapa nilai D, untuk mahasiswa yang setia denganya?.
Mengapa bisa ya?.
Huft! Ini tidak bisa berakhir disini saja. mencoba memperbaiki nilai, tapi ia telah melengang pergi liburan.
Aku kering motivasi jadinya.
Komentar