Langsung ke konten utama

Candy-candy




Hai!. Kenalkan, kami Candy-candy. Kami adalah lima sahabat yang berasal dari kampung yang sama. Perlu diketahui, adanya Candy-candy bukanlah unsur kesengajaan. Seseorang yang ada di kampung kami, tiba-tiba memanggil kami “Candy-candy”. Saat itu tidak ada satu pun dari kami yang menyahut. Alasanya, sederhana saja sih, kami semua suka baca komik Candy-candy. Kami juga suka coklat Candy, begitulah katanya. Meski kami bingung ketika itu.
Kabar ini menjadi gempar di kampung, ini juga karena orang tua kami yang suka ngrumpi. Saat kami cerita dengan mereka, eh mereka malah cerita dengan teman-temanya. Akhirnya teman-temanya itu bercerita lagi dengan teman-teman yang lain. Begitulah berita julukan Candy-candy menyebar. Akhirnya, berjalan dengan waktu dan semakin dikenalnya kami sebagai lima gadis kecil yang selalu bersama. Kami pun menggunakan nama itu untuk menamai persahabatan kami. Apa salahnya coba?, Candy kan cantik. Hihihi.
Akhirnya, tidak terasa nama Candy-candy sudah empat tahun kami gunakan. Padahal, persahabatan kami, mungkin semenjak kami berada di dalam kandungan. Yoi, orang tua kami juga berteman, akrab. Jadi mereka suka ngumpul. Arisan, pengajian, belanja, ke Posyandu juga selalu bersama. Tidak aneh bukan, jika kami jadi akrab seperti ini.
Sekian, sejarah dari nama kami itu. Oh ya, saatnya mengenalnya siapa kami. Aku, Ninda. Rumahku berada berada di RT IV. Sedangkan dua temanku, Hana dan Iip berada di RT V. Eka dan Hilda di RT III. Karena letak rumahku sangat strategis, maka kami menjadikan rumahku sebagai rumah utama. Utama untuk tempat mengumpul.
Minggu depan, tanggal 25 Januari, artinya Hilda ulang tahun. Aku dan yang lainnya sudah punya acara untuk merayakanya. Jika ulang tahun yang sudah-sudah, kami selalu patungan uang sejumlah Rp. 8.000. Maklum, kami masih anak sekolahan. Tapi, dengan uang Rp. 32.000, kami bisa membeli kado yang istimewa. Misalnya saja, Bingkai foto yang berwarna biru, dikelilingi kristal berbentuk love punyaku. Dan yang sangat berharga ialah foto kami berlima ada didalamnya. Atau, boneka kura-kura yang kami beri untuk Iip. Iip yang sangat suka warna hijau, waktu itu ia berkali-kali mengucapkan, “Terimakasih dan aku sayang kalian”. Rp. 32.000 juga bisa membuat Eka bahagia, karena kami berhasil membelikan kado selimut panjang untuknya. Eka itu paling tidak tahan dingin, jika hujan saja, bisa-bisa dia memakai kaos kaki hingga tiga lapis. Eka pernah cerita, saat ia kedinginan dan berselimut dengan selimut dari kami itu, ia merasa kamilah yang memeluknya. Topi bundar untuk Hana. Hana hobinya jalan-jalan dan foto, ia juga salah satu model video klip lagu daerah di kabupaten. Topi bundar dari kami, selalu ia bawa saat pemotretan atau pembuatan video.
Kado kami memang murah, hanya Rp. 32.000. Tapi, kado itu selalu menjadi kado yang teristimewa untuk kami. Penuh makna, bermanfaat pula.
Kali ini, ada yang berbeda. Tidak hanya, Rp. 8.000. Melainkan Rp. 8.000 plus bahan kue. Kami berempat sepakat, akan membuat kue blackforest. Bahan kue akan kami pinta dari orang tua kami masing-masing. Jadi, hemat kan?.
Uang sudah terkumpul, besok Hilda Ulang tahun. Tugas berikutnya ialah mencari kado. Kebetulan, Hilda sedang menginap ke tempat neneknya. Jadi, kami lebih leluasa untuk mencari kado, tanpa takut ketahuan. Sempat bingung, untuk membeli apa. Inilah penyakit kami, jika sudah berada di toko baru berpikir, kado apa yang cocok. Ya, meski akhirnya menggembiarakan.
Kami sudah pernah memberi Hilda boneka, bantal cantik, 5 pasang bando berwarna, mug, atau sewaktu kecil perlengakapan mainan masak-masakan. Akhirnya, lagi-lagi kami harus pergi ke toko-toko pernak-pernik yang ada di kota kecil ini. Biasanya toko ke enam kami mendapatkan kado yang cocok. Tapi, hari ini sudah delapan toko yang kami datangi. Hasilnya, nihil.
Pulang dari mencari kado, Aku dan Eka ke rumah Hilda. Bukan untuk menemui Hilda, melainkan Mama Hilda, Mama Ani. Kami ingin tahu, jam berapa Hilda pulang.
Pukul 15:00, seperti biasa Candy-candy berkumpul di rumah. Mama Hilda bilang, ia akan menjemput Hilda pada pukul 16:00. Kami, yakin Hilda akan tiba pada pukul 17:00. Sebenarnya, Hilda minta dijemput pada pukul 14:00. Jadi satu jam berikutnya ia bisa ikut berkumpul dengan kami. Tapi, karena ada satu dan lain hal. Mama Ani tidak bisa menjemput tepat waktu. Huaaaaaa, kami membayangkan wajah Hilda yang asam kecut, kesal dengan mamanya yang terlambat.
Tepat, saat detik-detik waktu kami akan bubar. Hilda datang ke rumah. Beginilah Hilda, jika ia sedang marah dengan orang rumahnya, ia akan datang ke rumahku. Hilda tahu, kami pasti akan menemaninya. Namun, karena sudah waktunya, kami tidak bisa menemani Hilda terlalu lama. Apalagi, sudah mendekati waktu magrib. Hanya 10 menit saja, Hilda bersama kami. Kini, kekesalan Hilda bertambah. Keinginanya untuk berkumpul tidak terpenuhi sesuai dengan kehendak.
Kertas kado untuk Hilda belum kami beli. Sedangkan besok, ulang tahunnya. Tidak ada persiapan sedikit pun untuk merayakan ulang tahun Hilda. Tidak ada pertemuan malam ini. Tidak ada, acara tidur bersama menunggu pergantian usia. Sudah jadi agenda kami, jika ada yang ulang tahun, kami berkumpul, tidur bersama dan menunggu pukul 00:00. Biasanya, kami menonton Film, sambil menunggu. Tapi, kali ini tidak ada.
Sudah tanggal 25 Januari. Hilda sudah ulang tahun. Kami tahu, Hilda pasti marah pada kami. Tidak ada kejutan untuknya hari ini. Kami tahu, Hilda mengharapkanya.
Pukul 15:00. Kami berkumpul di rumahku. Tidak ada yang mengucapkan selamat pada Hilda. Kami membawa wajah seperti tidak ada apa-apa. Bahkan aku, juga tidak berani mengucapkan. “Hil, met ultah ya, semoga yang kamu citakan tercapai dan di ridho’i Allah”, doa yang selalu aku berikan pada semua. Hilda semakin sedih, wajahnya muram. Hilda pulang lebih awal. Belum ada kado yang terbungkus untuk Hilda.
Malamnya, Hilda tidak ada menghubungi kami. Tidak ada SMS. Tidak ada chating dan komentar di FB. Tidak Hilda, tidak pula kami. Di beranda, sudah terpampang pemberitahuan, Hilda Candy-candy berulang tahun hari ini. Sederet Ucapan dan harapan di dindingnya. Tapi, tidak ada Ninda Candy-candy, Iip Candy-candy, Hana Candy-candy dan Eka Candy-candy yang memberi selamat. Status Hilda; 25 Januari, dimana sahabat, :-( ?.
Hari ini tanggal 26 Januari. Sehari sudah Hilda berusia 16 tahun. Belum ada kado yang terpajang di tempat tidur, lemari atau meja belajar maupun di dalam tas Hilda. Seperti yang kami lakukan, biasa-biasanya. Bahkan, kado pun tidak dititipkan, dengan Andry pacar Hilda. Tidak ada kado untuk Hilda 25 atau 26 januari. Hari ini, kami putus hubungan dengan Hilda. Tiada ada komunikasi sedikit pun. Aku, Iip, Hana dan Eka, seperti biasa berkumpul di rumah. Tapi, Hilda tidak.
Tidak ada acara makan kue Blackforest. Tidak ada yang ulang tahun hari ini.
Hingga malam. Aku, Iip, Hana dan Eka tetap tidak ada yang berbicara dengan Hilda.
Gelap, sunyi. Pulas. Semua sudah tertidur.
“Cring... Criiiing...” .
“Criing..Criiiiing”.
Suara itu, mengusik sunyi. Sepasang mata yang telah tertidur pulas, risih karenanya.
“Criiing”.
Suara kerincingan itu, semakin menjadi. Padahal tidak kerincingan di ruangan itu. seseorang tadi, membuka mata. Mencoba mencari tahu darimana suara itu.
“Cringii, criing,,criiing, criiing”.
Suara itu semakin menjadi, saat kipas angin berputar. Seseorang tadi, tidak menghidupkan kipas angin. Dia, mulai berpikir hal-hal mistik.
Terang!. Ruangan itu terang. Kerincing kelihatan. Kristal-kristal berputar. Kristal lumba-lumba.
“Happy britsday, Hilda. Happy britsday Candy-candy. Happy britsday Candy-candy with happy bristaday Hilda”.
Aku, Iip, Hana dan Eka bernyanyi di kamar Hilda. Tepat pukul 00:00. Tanggal 27 januari. Hari ini Candy-candy Ulang tahun.
“Kalian”, Hilda tersenyum malu.
“Kami tidak akan pernah lupa ulang tahunmu Hil”, kataku megusap rambut hilda, manja.
“Ya, aku juga tidak akan lupa, tanggal persahabatan kita”, Hilda menangis.
“27 januari?, sahabat selamanya. Sahabat Candy-candy”
Teriak kami serempak, di dalam kamar yang kini telah tergantung kerincingan kristal lumba-lumba, binatang kesukaan Hilda. Kerincingan itu kado Hilda. Sudah kami beli sehari sebelum ulang tahunnya. Di toko ke sebelas.
Blackforest Candy-candy, dengan lima lilin pun kami tiup.
“Huft!!!”.
27 Januari. Kami sepakat menamai persahabatan kami dengan nama Candy-Candy. Saat acara makan-makan, merayakan ulang tahun Hilda lima tahun silam. Selamat ulang tahun Candy-Candy, selamat ulant tahun untuk sahabat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau