Langsung ke konten utama

Andry dan Adong; Sama-sama ingin di BEM


Menjadi pemimpin dan berada dalam pemerintahan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAIN Pontianak. Dukungan dari sahabat semakin meyakinkan. Mereka bisa. Kini tidak sekedar obsesi atau cita-cita. Visi dan Misi sudah ditebarkan, berbagai program telah direncanakan. Mereka telah berhasil menggantikan pemerintahan Uji Muharji dan Ihsan Pranadega nasution. Mereka,dua mahasiswa yang berbeda jurusan itu Andry Fitryanto dan Hariyadi Eko Priatmono.
Andry, mahasiswa yang berasal dari Jurusan tarbiyah ini mengaku, bahwa menjadi pemimpin adalah cita-cita. Obsesi itulah yang meyakinkan dirinya untuk mencalonkan diri sebagai Presiden mahasiswa. Namun keyakinan itu semakin kuat,dengan dukungan yang diberikan kawan-kawannya. Wajar saja, jika banyak yang mendukungnya, kepiawaiannya dalam berorganisasi telah terbukti ketika ia menjabat sebagai Ketua HMJ Tabiyah pada periode 2009.2010. Bahkan, sebelumnya ia juga pernah menjabat sebagai ketua bidang P3A, di organisasi yang sama.
Dukungan tersebut, terbukti dengan simpatisan mahasiswa yang mau menjadi Tim sukses. Yakni mahasiswa berasal dari semester I hingga semester VII. Kesuksesan pun diraih, dengan dukungan lainnya dari suara mahasiswa STAIN ketika PEMIRAMA. Selain itu, pengalamannya memimpin organisasi telah ia geluti semasa sekolah. Ia pernah menjabat sebagai ketua OSIS di MTs dan MAN Sanggau Kapuas. Sedangkan di HMI, ia dipercaya sebagai Wakil Sekum Pembina Anggora (Wasekum PA). Ia juga menjadi anggota Tebar Faedah Qurban (Tafakur) di dompet Ummat pada tahun 2010.
Sayangnya, dukungan tersebut tidak ia dapati dari kedua orang tuanya, yakni Abdurrahman dan Dayang Maimun. Bukan karena, keinginannya menjadi Presiden mahasiswa tidak direstui, tetapi ia memang sengaja tidak memberi tahu. Mengapa?.
“Kan belum dilantik”, jawabnya sembari tertawa.
Ternyata, jiwa kepemimpinan Andry, tidak hanya ada dalam organiasinya. Jika dihubungkan dengan silsilah keluarganya, Andry memang terlahir untuk menjadi pemimpin bagi ke empat adiknya. Ia adalah anak pertama dan anak-anak laki-laki satu-satunya.
“Saye ganteng sendiri”, celetuk Andy, bangga.
Bagi, yang belum terlalu mengenal Andry, atau hanya sepintas lalu. Mungkin ada yang menganggap bahwa ia adalah sosok yang pendiam, dan sukar bergaul. Namun, pendapat ini bisa di “delete all” setelah mengenalnya.
“Saya mencoba untuk bersikap, ramah. Padahal nilai humor saya tinggi” aku Andry, tertawa.
Dalam menjalani amanahnya ini, Andry ingin BEM nantinya dapat memfokuskan isu. Yakni adanya gerakan pengawalan isu. Andry mencotohkan, demo yang biasa terjadi. Ia menganggap demo yang ada tersebut, biasanya hanya dianalisis dalam waktu yang singkat tanpa adanya diskusi.
“Jadi tidak hanya demo-demo saja, tidak frontal-frontal saja, tetapi berjuang di media atau dijalan”, jelasnya.
“Seperti Spiderman, semakin besar kekuatan, tanggung jawab semakin besar”, ungkap Andry menaggapi kepemimpinanya saat ini. Mengenai hal itu, ia pun memilih Hariyadi Eko Priatmono menjadi wakilnya. Dalam analisisnya ia yakin, mahasiswa Syariah Ekonomi Islam itu, dapat membantunya memegang tanggung jawab sebagai Presiden Mahasiswa.
Hariyadi Eko Priatmono. Dulu, itulah nama yang dikenal mahasiswa STAIN. Tapi. kini mereka mengenalnya dengan nama Adong. Memang. Jika dihubungkan dengan nama sebenarnya, tidak ada yang nyambung tidak ada nama, yang dapat dikaitkan dengan Adong.
“Nama Kampong”, ungkapnya senyum.
Sejarahnya, nama itu adalah nama kecilnya di tempat tinggalnya di Ngabang. Meski ia tidak tahu apa arti dan sebabnya, ia mengaku nama itu sempat ia sembunyikan setelah ia menjadi mahasiswa STAIN. Pasalnya, nama itu ia sembunyikan karena orang mengenalnya sebagai Adong yang pernah ikut dalam gerakan demo di sekolahnya. Ceritanya, demo itu terjadi karena ia merasa adanya kejanggalan, ketika masa transisi kepala sekolah lama dengan yang baru. Ia merasa, bahwa Kepala sekolah yang lama yang mengabdi dari sejak siswa berjumlah 7 orang menjadi 300 orang tidak dihargai. Selain itu. Ada pula hal-hal yang dianggapnya bermasalah, yakni penerimaan beasiswa. Adong yang saat itu menjabat sebagai ketua OSIS mengajak teman-temanya untuk berdemo. Alhamdulliah membuahkan hasil.
“Tapi, karne ade kawan yang satu sekolah masuk STAIN, dan manggil Adong yang lainnya heran. Yang biasa dipanggil Eko, dipanggil Adong. Jadi malah ikotan manggil Adong”. Adong tertawa mengingatnya.
Adong, adalah mahasiswa Semester VII. Tapi, siapa sangka bahwa umurnya lebih muda. Adong kelahiran 08 April 1990. Ia masuk sekolah dasar, lima tahun. Saat ia masih SD, jiwa bisnisnya telah terlihat. Saat itu, Adong mengaku bahwa ia pernah menjual Korket dan Bakwan. Transaksinya ini ia lakukan saat jam istirahat. Tak hanya itu, ia juga menjual jambu Bol. Kelapa tua yang dijualnya di warung-warung.
Saat kelas VI. Setelah pulang sekolah, ia hanya pulang untuk ganti baju dan makan. Setelah itu, ia akan berkeliling di kota Ngabang untuk berjualan kaset, dengan menggunakan sepeda. Kaset itu adalah milik teman bapaknya.
“Kaset, lagu-lagu dangdut, pop. Waktu itu CD masih baru disana”, jelasnya.
Ketika SMP, Adong masih aktif berbisnis Ia memang tidak lagi berjualan barang, tapi berubah menjadi jasa. Ngesol sepatu. Pekerjaan itulah yang ia lakukan saat itu. Disamping pekerjaan tersebut, ia meluangkan waktunya untuk membantu ibunya di warung makan. Ibunya menjual mi goreng, sop babat dan makanan lainnya. Sedangkan di sekolah, ia menjadi karyawan kantin. Inilah, cara jitu Adong, mengirit uang jajan. Ketika, sudah waktunya masuk, ia harus terpaksa “mencuri” sedikit waktu untuk makan di kantin tempat ia bekerja.
Ketika jenjang pendidikan menengah atas, Adong membuka kios bensin. Modal membuka kios itu ia dapatkan dari pinjaman. Tidak jauh-jauh ia harus meminjam. Adong meminjam uang senilai Rp. 300.000 kepada orang tuanya.
“Nutup pinjaman, saye pinjam Koperasi”, yang kemudian uang koperasi itu ia bayar dengan cicilan RP. 10.000 setiap harinya.
Setelah merantau di Pontianak dan menjadi mahasiswa. Adong, mencari penghasilan sampingan dengan menjadi loper koran. Berjalannya waktu, ia juga mendirikan café Syariah di jalan Vetran. Menjadi sales Air mineral, jual pulsa dan sopir mobil carter.
“Hanya jadi kenet bis, jak ndak disetujui orang tue saye, kalau ngenet truk udah”. Cerita adong yang juga pernah menjadi tukang ojek.
Mengenai Adong, kini ia menjadi Wakil Presiden mahasiswa STAIN. Sebelumnya, di periode pemerintahan Uji-Ihsan, Adong menjabat sebagai menteri Advokasi dan HAM. Hal ini pula yang menjadi salah satu alas an Adong, menerima tawaran Andry untuk mendampinginya sebagai Presiden mahasiswa. Selain, sejak dulu ia memang punya keinginan untuk duduk di BEM. Saat diminta Andry untuk menjadi wakil Presiden, Adong merasa wajib untuk mendampingi Adry. Ia juga mengaku bagaimana Andry HMJ Tarbiyah
“Kredibilitas Andry diakui. Sebagai Mantan BEM Andry perlu saran, untuk kebaikan BEM ke depan”
STAIN elegan, professional, dan berkualitas. Adalah visi yang mereka canangkan. Berencana untuk mengawali isu Keislaman yang bagian dari identitas STAIN. Pendidikan, teruatama di Kalimantan barat, yang kini dianggap masih terbelakang serta Demokrasi. Mengenai pendidikan, mereka ingin nantinya diadakan diskusi bersama Perguruan Tinggi di Pontianak, dengan tujuan adanya rekomendasi yang dapat diberikan untuk PGRI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daftar Riwayat Hidup: Farninda Aditya

  DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Lengkap                            : Farninda Aditya NIP                                                                  : 199008242019032012 Jabatan                                                  : Penata Muda Tk.I, (III/b) Asisten Ahli Jabatan Tambahan                             : Sekretaris Prodi PIAUD FTIK IAIN Pontianak Dosen Pengampu                              : Mata Kuliah Bahasa Indonesia                                           Tempat/tanggal lahir                   : Mempawah, 24 Agustus 1990 Jenis kelamin                               : Perempuan Agama                                         : Islam Ruang                                                     : 210, Lantai II,  Gedung Prof. KH Saifuddin Zuhri GOOGLE SCHOOLAR             :   https://bit.ly/3lqX6US Silakan unduh dan sitasi pada       : MODERATION OF LANGUAGE IN A DIFFERENT FAMILY ENVIRONMENT (Language Moderation in The Multi-Ethnic Family Circumstances) | IC

Pertemuan 1: Magang 1

    Assalamualaikum, ww.   Halo kawan-kawan mahasiswa. Selamat telah sampai pada level ini. Selamat sudah masuk sampai perkuliahan Magang 1. Selamat juga berhasil menyelesaikan ritme perkuliahan melalui Daring selama ini. Kalian semua hebat.   Pada perkuliahan Magang1, saya Farninda Aditya dimanahkan untuk mengampu mata kuliah ini. Bagi yang sudah pernah bertemu dengan saya pada mata kuliah sebelumnya, Bahasa Indonesia terutama, tentu sudah paham bagaimana gaya pembelajaran saya.    Menulis adalah yang Utama. Disiplin adalah Aturan. Komunikasi adalah Penyelamat.  Sebelum membahas tentang Apa itu Mata Kuliah Magang?, perkenankan saya menjelaskan cara belajar kita.   Pertama,  Media . Media utama yang digunakan adalah WhatsAap, e-Leraning, Google Meet, Youtube, Instagram, dan Blog.   Media berkomunikasi adalah WhatsAap dan pembelajaran adalah e-Learning. Jadi, segala informasi akan saya sampaikan sebelumnya melalui jaringan ini, terkait media yang akan digunakan p

Bedences

Cuci Motor Bdences. Itulah nama tempat penyucian motor yang saya lihat di daerah Bakau Besar, Kabupaten Mempawah. Di sekitar tikungan, di dekat masjid. Tidak terlalu jauh setelah jembatan yang diperbaiki tahun lalu.   Baru kali ini melihat tempat cuci tersebut   setelah hampir tiga bulan tidak balik kampung. Saya menyimpulkan, tempat ini adalah baru. Namun, yang menarik dari perhatian saya bukan gambaran tempat penyucianya, bukan fasilitasnya, bukan orang yang sedang menyuci. Tapi, Bdences yang menjadi nama tempat pencucian ini.  Bdences mengingatkan saya dengan kata populer   yang digunakan remaja-remaja di Jalan Bawal. Bawal adalah nama gang yang ada di sekitar Pasar Sayur Mempawah.   Batasan-batasan jalan ini sempat saya tanyakan pada seorang teman yang tinggal di sana. Menurutnya Jalan Bawal I berada di samping Lapangan Tenis, Bawal II   berada di seberang Jalan menuju Pasar Sayur menyeberangi jalan menuju Tol Antibar. Bawal II berada   di belakang SD Negeri 1 Mempawah atau