Beberapa tulisan ini adalah hasil dari janji saya pada diri saya. Janji saya untuk disiplin menulis, janji saya untuk menulis mengenai apapun setiap harinya. Janji saya pada pukul 13:00. Saya harus menulis, tak peduli saya melakukan apapun. Jika waktu itu mendesak hingga saya tidak menulis, maka saya harus mengganti waktu itu dengan waktu yang lainya.
Saya harus menulis, menulis apapun. Terserah. Jikalau tidak, saya tidak boleh membeli majalah favorit saya “STORY”. Lah, membeli majalah itu kan uang saya?, yang baca juga saya, mengapa saya mau-maunya membuat peraturan seperti itu. Aneh. Iya, memang aneh. Tapi beginilah, karena ini memang sudah peraturanya. Reward, seperi itulah kiranya, rewadr untuk pribadi. reward yang berlaku jika saya berhasil melakukan menepati janji saya itu. Jika tidak menepati janji, peraturanya tentu hukuman, ya, tadi, tidak membeli majalah Story.
Mengapa saya membuat janji itu, yang sebenarnya menyulitkan, memberatkan, membebankan saya, seakan-akan menjadi penghalang agar saya tidak bisa membeli majalah favorit saya. Huaam, ada sejarah dibalik itu semua.
Berasal dari Zona club menulis (hei-hei follow ya di clubmenulisblogspot.com). Sabtu, 06 november 2010. Di ruang pertemuan, Malay Corner. Ruangan tempat pembimbing kami ‘mangkal’, meski tak begitu luas tapi kursi selalu pas. Ruangan yang menjadi dari segala perubahan. Terutama perubahan ini, menjadi penulis yang disiplin.
“Jika anda dapat menciptakan kebiasaan menulis, anda akan memiliki fondasi yang kuat”. Pak Yus, membacakan artikel yang kujuluki kiat menjadi penulis disiplin. Artikel yang diambil daro situs internet.
Menggugah, ide yang cemerlang. Si penulis artikel memberi kami jalan keluar, bagaimana menjadi penulis disiplin. Sebenarnya mengajarkan kita untuk belajar menulis, mengasah kemampuan kepenulisan kita. Beberapa urutan yang aku tangkap dari artikel itu ialah:
1. Aku tertinggal, aku lupa, aku tak ingat intruksi pertama apa, apa ya/. Ada yang tahu?. Hello anak club menulis ada yang tahu?.
2. Menentukan waktu menulis, yang kemudian dijadikan pemicu keharusan menulis. Waktu mendengar ini aku berminat untuk menulis setelah bangun tidur, menulis tentang mimpi. Mimpi saat aku tertidur. Mimpi yang dikata bunga tidur itu. tapi, aku lupa aku bukanlah ‘pembangun’ ulung. Jam bangun tidur selalu kurang, rasanya tidak efektif jika aku menuliskan mimpiku. Apalagi, setelah bangun tidur, hal wajib yang harus aku kerjakan, ialah; mengeluarkan tiga motor yang parkir di ruang tamu (rumah kami tidak punya garasi). Menyapu, mengepel, dari ruang tamu hingga ruang makan (untunglah urusan cuci piring adalah ucu adek, ia sepupuku). 30 menit kemudian aku melakkan pekerjaan pribadiku, mandi, (setengah tujuh adalah waktu mandi), menyetrika baju (aku malas menyetrika, jadi sebelum memakainya aku menyetrika dulu), berdandan (aku hanya memakai pelembab dan sedikit bedak, lip gloss yang tipis, hasilnya ya tetap biasa-biasa saja, :-( . Setelah itu aku harus menjemput keponakan dan menghantarnya ke TK, selanjutnya aku melaksanakan tugas utamaku yang lainya , mengojek. (aku mengojek ibu-ibu loh, Cuma satu Ibu si, Ibu-ibu nya bukan berarti banyak). Jadi aku rasa, aku tidak cocok menulis di waktu pagi, bangun tidur. Aku menetapkan jam 2 siang, adalah waktu menulis, karena biasanya aku tidak melakukan pekerjaan yang terlalu penting di jam ini.
3. Berkomitmen pada orang lain, memberi tahu orang lain, bahwa kita sedang melakukan tugas menjadi penulis disipin, yakni dengan mempublish tulisan kita (ya.. kayak aku ini hehe).
Tulisan dari hasil janji saya ini, akan saya berikan kepada teman-teman saya, terutama anak kelas VB. Sebenarnya, saya mencoba memvirusi mereka untuk menulis dengan cara ini, tapi kelihatannya tidak berhasil, mereka hanya mengungkapkan ingin tapi tidak menjalaninya. Tak apa, saya akan tetap memvirusi mereka. xixixi. Saya juga sudah mempublishnya lewat FB. Tulisan pertama saya dari janji ini berjudul :Saya Kaya Nama.
4. Permulaan, fokuskan satu bulan (aku sudah sebulan, xixiixi)\
5. Temukan motivasi, mengapa kita menulis. Tentunya aku ingin membuat buku. Buku pengalaman, cerpen, profil. DLL. Hohoho DLL, banyaknya minta ampun. Horee.
6. Catat dan bertanggung jawab. Misalnya kita menentukan waktu displin menulis elama satu bulan, maka untuk mengingatnya kita perlu kalender atau catatan apapun yang bisa mengingatkan kita harus menulis hari ini.
7. Temukan pengharaan sendiri, hadiah sendiri, dengan bertahap. Misal satu minggu, saya sudah menulis satu minggu maka saya boleh membeli barang tersebut dengan catatan saya telah melaksakan peraturan menjadi penulis disiplin. Ya ini maksudnya, mengapa saya harus membuat peraturan tiak boleh membeli majalah Story, jika tidak menulis. Karena saya sangat suka majalah story, jadi saya harus beli, artinya saya harus menulis, jika tidak taulah apa hukumannya.
8. Dsisiplin. Konseisten, lebih konsisiten. Jika rasa disiplin itu hilang, katakan pada diri anda, DISIPLIN.
9. Mencari inspirasi,yakni membangkitkan semangat. (Teman-teman club menyarankan ialah dengan membaca tulisan orang-orang sukses).
10. Terakhir. Menjadikan pekerjaan menulis itu menyenangkan
Oke, inilah alasannya mengapa saya membuat janji yang aneh, itu. terutama saya hanya berusaha untuk membudayakan semangat menulis saya, menjadikan pekerjaan ini sebagai kewajiban yang mneyenangkan, membiasakan otak saya berkerja untuk menemukan kata-kata yang tepat dalam pengungakapan. Tentunya, saya ingin memiliki fondasi yang kuat.
Sebenarnya saya tidak mengerti apa maksud dari fondasi yang kuat, tapi saya mencoba untuk menafsirkannya. Menurut saya, orang yang biasa menulis itu, akan kuat keinginannya pada kepenulisan. Orang yang biasa menulis tidak akan bingung untuk mencari kata-kata yang tepat, orang yang biasa menulis tidak mudah pudar semangat menulisnya. Ini menurut saya. :-)
Eh?. Ada yang tertinggal, saya akan memberi tanda (Janji) dari setiap tulisan hasil dari Janji. Sebagai pembeda. Heheh. Saya rasa, anda bisa mengikuti langkah ini. watcau.
Saya harus menulis, menulis apapun. Terserah. Jikalau tidak, saya tidak boleh membeli majalah favorit saya “STORY”. Lah, membeli majalah itu kan uang saya?, yang baca juga saya, mengapa saya mau-maunya membuat peraturan seperti itu. Aneh. Iya, memang aneh. Tapi beginilah, karena ini memang sudah peraturanya. Reward, seperi itulah kiranya, rewadr untuk pribadi. reward yang berlaku jika saya berhasil melakukan menepati janji saya itu. Jika tidak menepati janji, peraturanya tentu hukuman, ya, tadi, tidak membeli majalah Story.
Mengapa saya membuat janji itu, yang sebenarnya menyulitkan, memberatkan, membebankan saya, seakan-akan menjadi penghalang agar saya tidak bisa membeli majalah favorit saya. Huaam, ada sejarah dibalik itu semua.
Berasal dari Zona club menulis (hei-hei follow ya di clubmenulisblogspot.com). Sabtu, 06 november 2010. Di ruang pertemuan, Malay Corner. Ruangan tempat pembimbing kami ‘mangkal’, meski tak begitu luas tapi kursi selalu pas. Ruangan yang menjadi dari segala perubahan. Terutama perubahan ini, menjadi penulis yang disiplin.
“Jika anda dapat menciptakan kebiasaan menulis, anda akan memiliki fondasi yang kuat”. Pak Yus, membacakan artikel yang kujuluki kiat menjadi penulis disiplin. Artikel yang diambil daro situs internet.
Menggugah, ide yang cemerlang. Si penulis artikel memberi kami jalan keluar, bagaimana menjadi penulis disiplin. Sebenarnya mengajarkan kita untuk belajar menulis, mengasah kemampuan kepenulisan kita. Beberapa urutan yang aku tangkap dari artikel itu ialah:
1. Aku tertinggal, aku lupa, aku tak ingat intruksi pertama apa, apa ya/. Ada yang tahu?. Hello anak club menulis ada yang tahu?.
2. Menentukan waktu menulis, yang kemudian dijadikan pemicu keharusan menulis. Waktu mendengar ini aku berminat untuk menulis setelah bangun tidur, menulis tentang mimpi. Mimpi saat aku tertidur. Mimpi yang dikata bunga tidur itu. tapi, aku lupa aku bukanlah ‘pembangun’ ulung. Jam bangun tidur selalu kurang, rasanya tidak efektif jika aku menuliskan mimpiku. Apalagi, setelah bangun tidur, hal wajib yang harus aku kerjakan, ialah; mengeluarkan tiga motor yang parkir di ruang tamu (rumah kami tidak punya garasi). Menyapu, mengepel, dari ruang tamu hingga ruang makan (untunglah urusan cuci piring adalah ucu adek, ia sepupuku). 30 menit kemudian aku melakkan pekerjaan pribadiku, mandi, (setengah tujuh adalah waktu mandi), menyetrika baju (aku malas menyetrika, jadi sebelum memakainya aku menyetrika dulu), berdandan (aku hanya memakai pelembab dan sedikit bedak, lip gloss yang tipis, hasilnya ya tetap biasa-biasa saja, :-( . Setelah itu aku harus menjemput keponakan dan menghantarnya ke TK, selanjutnya aku melaksanakan tugas utamaku yang lainya , mengojek. (aku mengojek ibu-ibu loh, Cuma satu Ibu si, Ibu-ibu nya bukan berarti banyak). Jadi aku rasa, aku tidak cocok menulis di waktu pagi, bangun tidur. Aku menetapkan jam 2 siang, adalah waktu menulis, karena biasanya aku tidak melakukan pekerjaan yang terlalu penting di jam ini.
3. Berkomitmen pada orang lain, memberi tahu orang lain, bahwa kita sedang melakukan tugas menjadi penulis disipin, yakni dengan mempublish tulisan kita (ya.. kayak aku ini hehe).
Tulisan dari hasil janji saya ini, akan saya berikan kepada teman-teman saya, terutama anak kelas VB. Sebenarnya, saya mencoba memvirusi mereka untuk menulis dengan cara ini, tapi kelihatannya tidak berhasil, mereka hanya mengungkapkan ingin tapi tidak menjalaninya. Tak apa, saya akan tetap memvirusi mereka. xixixi. Saya juga sudah mempublishnya lewat FB. Tulisan pertama saya dari janji ini berjudul :Saya Kaya Nama.
4. Permulaan, fokuskan satu bulan (aku sudah sebulan, xixiixi)\
5. Temukan motivasi, mengapa kita menulis. Tentunya aku ingin membuat buku. Buku pengalaman, cerpen, profil. DLL. Hohoho DLL, banyaknya minta ampun. Horee.
6. Catat dan bertanggung jawab. Misalnya kita menentukan waktu displin menulis elama satu bulan, maka untuk mengingatnya kita perlu kalender atau catatan apapun yang bisa mengingatkan kita harus menulis hari ini.
7. Temukan pengharaan sendiri, hadiah sendiri, dengan bertahap. Misal satu minggu, saya sudah menulis satu minggu maka saya boleh membeli barang tersebut dengan catatan saya telah melaksakan peraturan menjadi penulis disiplin. Ya ini maksudnya, mengapa saya harus membuat peraturan tiak boleh membeli majalah Story, jika tidak menulis. Karena saya sangat suka majalah story, jadi saya harus beli, artinya saya harus menulis, jika tidak taulah apa hukumannya.
8. Dsisiplin. Konseisten, lebih konsisiten. Jika rasa disiplin itu hilang, katakan pada diri anda, DISIPLIN.
9. Mencari inspirasi,yakni membangkitkan semangat. (Teman-teman club menyarankan ialah dengan membaca tulisan orang-orang sukses).
10. Terakhir. Menjadikan pekerjaan menulis itu menyenangkan
Oke, inilah alasannya mengapa saya membuat janji yang aneh, itu. terutama saya hanya berusaha untuk membudayakan semangat menulis saya, menjadikan pekerjaan ini sebagai kewajiban yang mneyenangkan, membiasakan otak saya berkerja untuk menemukan kata-kata yang tepat dalam pengungakapan. Tentunya, saya ingin memiliki fondasi yang kuat.
Sebenarnya saya tidak mengerti apa maksud dari fondasi yang kuat, tapi saya mencoba untuk menafsirkannya. Menurut saya, orang yang biasa menulis itu, akan kuat keinginannya pada kepenulisan. Orang yang biasa menulis tidak akan bingung untuk mencari kata-kata yang tepat, orang yang biasa menulis tidak mudah pudar semangat menulisnya. Ini menurut saya. :-)
Eh?. Ada yang tertinggal, saya akan memberi tanda (Janji) dari setiap tulisan hasil dari Janji. Sebagai pembeda. Heheh. Saya rasa, anda bisa mengikuti langkah ini. watcau.
Komentar