Sintang adalah kota terakhir yang kami datangi dalam Road
Show Kalbar Belajar. Sabtu, 26 Januari 2013. Terakhir, bukan berarti road show
yang digawangi Top Indonesia ini berakhir karena mengembangkan budaya menulis
ini akan dilanjutkan hingga 31 Januari di dua tempat lainnya, Pontianak dan
Kubu Raya.
Rombongan di kota ini memang berkurang dari tiga tempat
sebelumnya. Jika di SMAN 1 Pinyuh, road show disemangati dengan motivasi dari
Fatmawati, Kepala Sekolah SMAN 4 Pontianak dan Dr. Yusriadi pembimbing Club
Menulis STAIN Pontianak serta Dr. Aria
Djalil, Ph.D ; Pengasuh Sinka English
Village atau yang dikenal juga dengan Kampung Inggris Singkawang Sederhana
(Kiss) , di Sintang tiga orang Top ini tidak dapat hadir karena pekerjaan.
Begitu juga dengan Johan Wahyudi penulis buku Dari Tiada Menjadi Ada yang sekaligus alumni
SMAN 1 Pinyuh dan ikatan alumni Top Indonesia, yang tergabung dalam Fajar
Khatulistiwa. Beruntung Pak Aria menemani kami hingga ke Bengkayang karena
kesemua pengalaman yang diceritakan oleh Pak Aria sangatlah bermanfaat dan
menggugah semangat untuk lebih berkarya.
Di Singkawang, Top Indonesia bersama dua penulis dari Club Menulis STAIN Pontianak
singgah ke Kampung Inggris. Di kediaman mantan atase kebudayaan RI
di Australia ini
kami bertemu dengan dua pemuda
Singkawang yang sedang belajar bahasa Inggris bersama putera Pak Aria bernama
Nanda dan seorang mahasiswa dari Australia, Jessica Avalon. Di pondok yang berada di tepi kolam ikan dengan
pemandangan indah gunung Poteng, mereka tampak asyik dengan pembelajaran yang
berlangsung.
Road Show Kalbar
Belajar adalah buah ide dari anggota Fajar Khatulistiwa, mereka empat
diantaranya berasal dari beberapa daerah, di tempat yang dikunjungi inilah,
setiap anggota mempersiapkan kegiatan. Di pinyuh ada Johan Wahyudi, di Bengkayang disambut
oleh Mujidi dan Wardi, dan Syukur Saleh menunggu di Sintang. Alhamdulillah road
show di daerah ini berjalan dengan baik.
Setiap tempat yang didatangi memberi kesan yang
berbeda-beda. Di Pinyuh jumlah siswa yang ikut dalam pelatihan menulis lebih banyak
dari dua tempat lainnya. Jika di
Bengkayang, acara diperkaya pembedahan buku karya Wardi dengan judul Salon
Kampus dan karya Mujidi berjulul Pelajar Bengkayang Menulis. Sedangkan di
Sintang, acara diiringi dengan launching klub menulis; Pelajar, Mahasiswa dan
Jurnalis Sintang.
Road Show Kalbar Belajar Menulis atau yang lebih akrab disebut kampanye
kepenulisan oleh Club Menulis STAIN Pontianak ini berjalan dengan sukses.
Karya-karya yang dihasilkan oleh peserta road show yang umumnya pelajar
tersebut nantinya akan dibentuk menjadi sebuah buku. Karya tulis siswa dari
tiga kabupaten ini rencananya akan dilaunching pada bulan pendidikan dan kebangkitan, yakni pada
bulan Mei mendatang.
Perjalanan yang sungguh mengasyikkan tidak
ada yang bosan dalam segala kegiatan. Di setiap tempat kegiatan dilakukan
dengan senang, kegembiraan tercipta dimana-mana. Di ruang mana saja. Bukankah
mengasyikkan melakukan kegiatan yang seperti ini, ketawa-ketiwi tapi
menghasilkan. Berbicara tentang ide, karya, dan karya, serta masa depan yang
dapat digambarkan. Tidak sekedar ketawa-ketiwi yang hanya menghabiskan minuman.
Perjalanan bersama orang-orang Top dan bertemu orang-orang yang Top pula.
Apalagi perjalanan diketuai oleh Direktur Top Indonesia; Nur
Iskandar yang telah telah terkenal menulis orang Top atau organisasi yang Top.
Jusuf Manggabarani, Abang Maspura, Kesatuan Gegana, Gubenur Kaimantan Barat;
Cornelis, Walikota Pontianak; Sutarmidji,
serta Kepala
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Provinsi Kalbar Alexius Akim.
Sungguh road show yang Top.
Komentar