Seorang teman akrab mengirim SMS. Saya lupa bagaimana sms nya. Hanya, sempat juga membuat saya tersenyu, teman ini menjadikan saya sebagai contoh. Contoh orang baik, aih saya jadi malu. hahhaa. Jikalau tidak salam smsnya:
"Nda gimana jadi orang yang tida cepat emosian, penyabar kayak kau?". Sekiranya begini.
Hem saya dibilangnya penyabar.
Seperti yang biasa saya lakukan, untuk menahan amarah adalah;
1. Nyanyi
Teman membalas, "loh kok nyanyi?"
Saya biasanya nyanyi, apalagi sedang melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak mau saya lakukan. Suara saya memang jelek, tidak enak di dengar. Tapi, nyanyi untuk diri sendiri lumayanlah. Misalnya, saat cucian piring kotor sangat banyak, dan saya sedang lelah-lelahnya, tapi harus mencuci. Yang saya lakukan untuk menetralkan perasaan saya itu adalah menyanyi.Saya tidak punya lagu favorit, pastinya saya tidak pernah menghabiskan satu lagu. Setau saya, tidak banyak lagu-lagu yang saya hapal. Paling Nina Bobo, tapi tidak mungkin saya nyanyi lagu ini saat cuci piring.
Soal lagu, pastinya saya tidak memilih lagu yang bikin suasana semakin kelam, dan melow.
2. Tarik nafas pelan-pelan, hembuskan dan istigfar
Wiiiiw, alim ya. Emang Iya. Saat emosi sedang meledak-ledak, yang kayak gini paling ampuh untuk menghapus noda penyebab emosi tadi.
Tarik nafas pelan-pelan, saat hemmm (tarik nafas) baca istigfar. Hembuskan dengan niat, ya udah jangan diperpanjang.
3. Mikir ini hal yang nggak penting
Emosi yang membuat kita marah, terus membuat hubungan runyam, menurut saya itu tidak penting. Ya, penting untuk kita luapkan saat emosi itu menjahili akal positif kita. Cuma, mikir aja , ke depannya kayak gimana. Memperbaiki hubungan setelah komunikasi yang tidak bagus, sulit sekali memulainya.
Ya, ini cara saya, Menurut saya.
Sekiranya mau marah dan mau merugikan diri sendiri silakan.
Mungkin perasaan dan pemikiran orang berbeda-beda. Hanya, damai itu lebih indah :)
NB: Kita tidak akan bisa menghindari orang-orang yang membuat kita emosi. Pastinya juga, bukan cuma kita yang punya masalah dan perasaan. Mikir ke depannya dulu lah
"Nda gimana jadi orang yang tida cepat emosian, penyabar kayak kau?". Sekiranya begini.
Hem saya dibilangnya penyabar.
Seperti yang biasa saya lakukan, untuk menahan amarah adalah;
1. Nyanyi
Teman membalas, "loh kok nyanyi?"
Saya biasanya nyanyi, apalagi sedang melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak mau saya lakukan. Suara saya memang jelek, tidak enak di dengar. Tapi, nyanyi untuk diri sendiri lumayanlah. Misalnya, saat cucian piring kotor sangat banyak, dan saya sedang lelah-lelahnya, tapi harus mencuci. Yang saya lakukan untuk menetralkan perasaan saya itu adalah menyanyi.Saya tidak punya lagu favorit, pastinya saya tidak pernah menghabiskan satu lagu. Setau saya, tidak banyak lagu-lagu yang saya hapal. Paling Nina Bobo, tapi tidak mungkin saya nyanyi lagu ini saat cuci piring.
Soal lagu, pastinya saya tidak memilih lagu yang bikin suasana semakin kelam, dan melow.
2. Tarik nafas pelan-pelan, hembuskan dan istigfar
Wiiiiw, alim ya. Emang Iya. Saat emosi sedang meledak-ledak, yang kayak gini paling ampuh untuk menghapus noda penyebab emosi tadi.
Tarik nafas pelan-pelan, saat hemmm (tarik nafas) baca istigfar. Hembuskan dengan niat, ya udah jangan diperpanjang.
3. Mikir ini hal yang nggak penting
Emosi yang membuat kita marah, terus membuat hubungan runyam, menurut saya itu tidak penting. Ya, penting untuk kita luapkan saat emosi itu menjahili akal positif kita. Cuma, mikir aja , ke depannya kayak gimana. Memperbaiki hubungan setelah komunikasi yang tidak bagus, sulit sekali memulainya.
Ya, ini cara saya, Menurut saya.
Sekiranya mau marah dan mau merugikan diri sendiri silakan.
Mungkin perasaan dan pemikiran orang berbeda-beda. Hanya, damai itu lebih indah :)
NB: Kita tidak akan bisa menghindari orang-orang yang membuat kita emosi. Pastinya juga, bukan cuma kita yang punya masalah dan perasaan. Mikir ke depannya dulu lah
Komentar