Sudah lama rasanya tidak main-main bersama dengan teman saya ini. Ah,
meninggalkannya membuat semua terasa semakin hampa. Menulis, dia teman
saya.
Sudah lama sebenarnya saya berteman dengan Dia, dari SD malah. Pelajaran Bahasa Indonesia dengan tugas mengarangnya sangat di tunggu-tunggu. Mungkin karena banyak omongnya,banyak ngayalnya, mengarang menjadi sesuatu yang tidak terlalu sulit. Tidak sulit seperti mengerjakan tugas Matematika. Tidak membuat saya harus menjadi pemalak jawaban.
Hem.. jadi ingat masa-masa saya jadi pemalak jawaban. Saya yang waktu itu masih kelas VI sudah sangat hebat melakukan hal ini. Posisi duduk yang dibelakangi oleh dua orang jawara kelas. Mereka, Rian Ismayono dan Suhandi. Dua anak lelaki ini sangat pintar. Matematika adalah mata pelajaran yang sangat dikuasainya.
Suhandi anaknya lebih kalem. Sabar dan tidak nakal. Berbeda dengan Rian, atau yang sering kami panggil sebagai Rabaloy. Entah apa sejarahnya hingga Rian dipanggil Rabaloy. Hanya, saya pernah mendengar bahwa Rabaloy itu singkatan dari Rian Kaloy. Jangan pikirkan Ba nya itu. Mungkin, biar namanya semakin unik. Ah, itu hanya analisis dangkal saya.
Kaloy? apa itu, ikan?. Bukan, bukan ikan Kaloy. Di kampung saya, Kaloy itu diartikan untuk orang yang suka membuat lelucon. Melihatkan tingkah-tingkah lucunya. Jadi, di sana itu, di Kampung Rian terkenal sekali dengan kaloynya. Maka dari itu mungkin, Rabaloy mewakilkan watak dirinya.
Suhandi dan Rian di kelas sangat akrab. Selain mereka duduk bersama, mereka juga sering mengerjakan tugas bersama. Mereka juga sering marah dengan saya sama-sama. Alasan mereka marah sepeleh saja, mereka marah karena saya ganggu. Menganggu mereka yang sedang mengerjakan tugas. Mencari jawaban soal.
Mereka tidak suka diganggu. Saya suka menganggu mereka. Mereka marah, saya tidak kapok. Sakya goyang-goyang bangku mereka dari belakang. Kadang saya berdiri menggoyangnya, kadang pakai kaki dari bawah meja. Kaki saya sampai ke bangku mereka. Mereka marah, tapi mereka tahu bahwa saya tidak akan diam mengganggu mereka.
"Udah la Nin" sahut-menyahut mereka, dengan muka marahnya.
"Kalau mau diam, tapi nanti nyontek" muka malak ala berang-berang.
"Ih" mereka risau
"Kacau ni", ganggu ni. goyang lagi bangkunya.
"Iye.." Hasyeek.
.
Matematika bukan teman baik saya, tapi teman-teman yang selalu mencotekkan pelajaran ini adalah teman terbaik saya. Mereka diantaranya itu Muhimah, Rian, Suhandi, Majidah, Wirda, Mia, Reni Zuraidah dan teman yang sudah meninggalkan saya selamanya, Nurul Huda.
Mereka Master Matematika untuk saya.
:)
Sudah lama sebenarnya saya berteman dengan Dia, dari SD malah. Pelajaran Bahasa Indonesia dengan tugas mengarangnya sangat di tunggu-tunggu. Mungkin karena banyak omongnya,banyak ngayalnya, mengarang menjadi sesuatu yang tidak terlalu sulit. Tidak sulit seperti mengerjakan tugas Matematika. Tidak membuat saya harus menjadi pemalak jawaban.
Hem.. jadi ingat masa-masa saya jadi pemalak jawaban. Saya yang waktu itu masih kelas VI sudah sangat hebat melakukan hal ini. Posisi duduk yang dibelakangi oleh dua orang jawara kelas. Mereka, Rian Ismayono dan Suhandi. Dua anak lelaki ini sangat pintar. Matematika adalah mata pelajaran yang sangat dikuasainya.
Suhandi anaknya lebih kalem. Sabar dan tidak nakal. Berbeda dengan Rian, atau yang sering kami panggil sebagai Rabaloy. Entah apa sejarahnya hingga Rian dipanggil Rabaloy. Hanya, saya pernah mendengar bahwa Rabaloy itu singkatan dari Rian Kaloy. Jangan pikirkan Ba nya itu. Mungkin, biar namanya semakin unik. Ah, itu hanya analisis dangkal saya.
Kaloy? apa itu, ikan?. Bukan, bukan ikan Kaloy. Di kampung saya, Kaloy itu diartikan untuk orang yang suka membuat lelucon. Melihatkan tingkah-tingkah lucunya. Jadi, di sana itu, di Kampung Rian terkenal sekali dengan kaloynya. Maka dari itu mungkin, Rabaloy mewakilkan watak dirinya.
Suhandi dan Rian di kelas sangat akrab. Selain mereka duduk bersama, mereka juga sering mengerjakan tugas bersama. Mereka juga sering marah dengan saya sama-sama. Alasan mereka marah sepeleh saja, mereka marah karena saya ganggu. Menganggu mereka yang sedang mengerjakan tugas. Mencari jawaban soal.
Mereka tidak suka diganggu. Saya suka menganggu mereka. Mereka marah, saya tidak kapok. Sakya goyang-goyang bangku mereka dari belakang. Kadang saya berdiri menggoyangnya, kadang pakai kaki dari bawah meja. Kaki saya sampai ke bangku mereka. Mereka marah, tapi mereka tahu bahwa saya tidak akan diam mengganggu mereka.
"Udah la Nin" sahut-menyahut mereka, dengan muka marahnya.
"Kalau mau diam, tapi nanti nyontek" muka malak ala berang-berang.
"Ih" mereka risau
"Kacau ni", ganggu ni. goyang lagi bangkunya.
"Iye.." Hasyeek.
.
Matematika bukan teman baik saya, tapi teman-teman yang selalu mencotekkan pelajaran ini adalah teman terbaik saya. Mereka diantaranya itu Muhimah, Rian, Suhandi, Majidah, Wirda, Mia, Reni Zuraidah dan teman yang sudah meninggalkan saya selamanya, Nurul Huda.
Mereka Master Matematika untuk saya.
:)
Komentar