Pagi itu dia tampak senang sekali. Ia membawa piala tinggi. Piala
bergilir dari Kepala Taman Budaya, katanya. Dia meraih juara satu lomba
melukis Festival Seni Olahraga Oliampe
Sains (FSO2S ) yang diadakan SMA Muhammadiyah 1 Se Kota Pontianak.
Saat upacara ia menyerahkan piala
itu kepada kepala Sekolah. Teman-temannya
bangga dengan prestasinya. Mereka, siswa-siswi SMP 8 Pontianak mengungkapkannya dengan tepuk tangan yang
sangat meriah. Guru-guru pun menampakkan aura bangga pada anak didiknya ini.
Dia, Dede rabuansyah.
Dede maupun karyanya sangat
dikenal di sekolah ini. Bagaimana tidak, baru saja menginjakkan kaki di tangga
dekat kantor guru, karya-karya sudah terlihat. Lukisan. Lukisan itu terbingkai
rapi, dan di pajang di koridor sekolah. Berwarna dan memiliki daya tarik. Jika
melihatnya pasti ingin mendekat. Melihat
lebih dekat. Indah, sudah tentu. Takjub, sudah pasti. Rasa-rasa itu, sudah saya
alami sejak saya tiba di sekolah ini.
Siswa kelas IX B ini, tidak hanya
sekali ini saja meraih juara di bidang seni ini. Pernah juga ia meraih juara dua lomba lukis se Kalimantan Barat. Lomba itu
diselenggarakan di Museum Pontianak. Di blog pribadinya, http://berbagaimacamkaryaanakbangsa.blogspot.com/
Dede menampilkan lukisan tersebut.
"Lukisan ini karya saya dede
rabuansyah , indah bukan Lukisan ini mendapatkan
juara kedua dalam lomba lukis sekota pontianak yg menggunakan media kertas A3 dan crayon .
dengan tema barang-barang koleksi museum negeri provinsi kalimantan barat . perlomban ini dalam rangka kedatangan bapak sby ke kota pontiank pada tanggal 31 mei 2011. semaga dengan adanya blog ini dapat menginspirasi semua sahabat yang ada di nusantara “. Tulisan Dede yang saya kutip dari blog dengan nama tampilan “Karya Anak Bangsa”.
juara kedua dalam lomba lukis sekota pontianak yg menggunakan media kertas A3 dan crayon .
dengan tema barang-barang koleksi museum negeri provinsi kalimantan barat . perlomban ini dalam rangka kedatangan bapak sby ke kota pontiank pada tanggal 31 mei 2011. semaga dengan adanya blog ini dapat menginspirasi semua sahabat yang ada di nusantara “. Tulisan Dede yang saya kutip dari blog dengan nama tampilan “Karya Anak Bangsa”.
Bahkan, baru-baru ini Dede
melukiskan lagi prestasinya. Lukisannya tergabung dalam sepuluh besar Program Kuas Ajaib, Trans Crop. Hebatnya
lagi, ini tingkat Nasional, se Indonesia. Haa yo!, ini kan Trans Crop. Trans
Media. Bagian dari Trans TV dan Trans 7. Program Kuas Ajaib di siarkan di Trans
7. Tau kan? Mari kasih tepuk tangan
bangga untuk Dede.
Menjamurnya semangat berkarya
ini, Dede akui dituainya saat SMP. Tapi dulu, saat masih Taman Kanak-kanak,
Dede sudah biasa ikut lomba melukis. Sang Ayah, adalah orang yang biasa
menemaninya dulu. Tapi, semenjak Ayah meninggal lima tahun silam, Dede pun
belajar untuk mandiri. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan melukisnya.
“Nabung”, singkat Dede. Uang dari
hadiah lomba. Mandiri dan rajin menabung ya?.
Siswa yang dulunya mendapat peringkat ketiga se SD 37 Adi Sucipto ini ternyata juga suka
menulis. Tulisannya selain ia muat di Blog pribadinya ia juga pernah
mempostingnya Puisinya yang berjudul Mentari. Puisi itu ada di komentar Pesta
Penulis 2011 – Pestanya para penulis , salah satu Website belajar menulis Online,
Writers Academy Indonesia.
Berbicara tentang motivasi, Dede mengaku motivasi itu
datang sendiri. Ia pun mengasah
kemampuannya sendiri. Namun, seorang perancang busana menawarkan Dede untuk
belajar dengannya. Bapak Seno, begitu
Dede memanggilnya. Seno itu bukan nama orang tersebut, tetapi nama teman
Dede. Dan orang yang mengajar Dede adalah bapak temannya itu.
“Tiga bulan”, lanjut Dede menyebutkan lamanya ia belajar
dengan bapak Seno.
Hanya dengan bapak Seno. Dede tidak ikut pelatihan khusus
untuk mempertajam kemampuannya. Namun, karena kemauan, usaha dan kesabarannya
Dede berhasil melukiskan prestasinya. Bahkan, tidak hanya untuk prestasi
lukisnya ini. Dia juga meraih prestasi
akademik ketika SMP. Prestasi itu ia dapatkan sewaktu kelas VII. Peringkat III,
itu prestasi yang diraih pelukis cilik ini. Dede Si Pelukis Prestasi.
Komentar