Senin, 08 November 2010.
Akhir dari pengumpulan tulisan Laporan Perjalanan (LP) riset wisata Parit Banjar. Hal ini bukan berarti akhir dari segalanya. Ada 32 orang yang mengikuti riset ini, jika semua mengumpulkan akan ada 32 tulisan. Tapi, khusus anak Club Menulis (CM) nantinya akan ada buku sendiri, maksudnya buku atas nama club menulis. Maklum, yang punya gawe Riset Wisata ini adalah Malay Corner (MC). Jadi tidak hanya anak CM yang ikut riset ini, Dosen-dosen Kampus STAIN, kru Balai Bahasa , serta tiga mahasiswa Bahasa dan sastra Untan ikut andil.
Rencananya, tulisan LP yang terkumpul akan dijadikan buku dan launching bersamaan dengan buku-buku CM yang lainnya. (CM udah punya tiga buku yang siap terbit loh, hehhe, jadi kalau dihitung dengan LP ada 4, xiixi ‘krewak’). Tapi, yang mengumpulkan pada hari senin, yang tidak, tulisannya tetap dibuatkan buku tapi “entah-entah” kata pak Yus. Target adanya buku LP di launching itulah, yang tulisanya terkumpul lebih dulu diperioritaskan.
Tentunya aku tidak mau kehilangan kesempatan. 10 halaman, satu spasi, Times New Roman (TNR), prosedur yang ditetapkan. Aku sudah menyelesaikannya. Malah lebih, dari 10 halaman. 20 halaman. Gabung dengan tulisan Eva Ingin Sekolah. Jadinya, bingung. Terlalu banyak. Sudah hampir jam 12 siang, tulisan perlu di Edit. Na’as, laptop (pinjam) tak ada cas, lupa bawa. Bergegas minta pertolongan dengan Holi, memintanya untuk rendah hati meminjamkan aku laptop. Eh malah program pengetikanya menggunakan bahasa arab. Huaa.
Mengembalikan laptop, dan ke empat kalinya aku melewati kelas anak Bahasa Arab, dan dosen yang sedang ada dialam kelas berulang kali melirikku. Aku mencoba menebak apa yang dipikirkannya, “budak mane ni bolak-balek dari tadi, mengganggu konsentrasi”, hanya pikirku, tapi, sungguh pikiranlah membuat aku malu, huahuahuaaa. .
Melihat, Mia Insan, dia ada di aula. Niat mengedit diurungkan, tak banyak waktu, jam 2 siang rasanya mesti di kirim melalui email, melihat Mia yang sedang nangkring dengan laptop nya aku pun bertanya, apakah dia sedang onlin. Alhamdulillah, dugaanku benar. Mia sedang Online. Aku berniat untuk numpang mengirim email, Mia mengiyakan. Aku semangat. Tersenyum. Senang.
Siap, untuk mengirim email. “Ini jak nunggu conect hampir satu jam” mia berbicara. What?, koneksi gangguan. Apalah daya tak mungkin menunggu satu jam, karena satu jam kemudian aku harus ikut Sertifikais bahasa Inggris. Lagi-lagi gagal untuk menyerahkan tulisan Lp. Tidak ada tempat lain lagi, aku harus ke warnet. Eh, aku sudah bilang?, jikalau tulisan mesti dikirim lewat email?. Ya, begitulah rasaku tulisan mesti dikirim melalui email dan deadlinenya jam 2 siang.
Menuju warnet. Alfa Net. Di sumatera, memang tidak terlalau jauh dari kampus, tapi memakan waktu kurang lebih 5 menit dari kampus, pake motor. Huak..huak, hick . Alfa gelap, kosong, mati lampu. Gagal untuk ke empat kalinya. Dari kelas, Holi, Mia dan Alfa. Gagal.
Rumit sekali rasanya, menyerahkan tulisan kali ini. Tapi, tidak ada niat dan janagan samapai berniat untuk putus asa. Semangat. Aku menuju ke jalan Uray Bawadi, ada warnet yang biasa aku singgahi. Sesampainya, alhamdulillah. Aku bisa mengirim tulisanku.
Bayar. Membayar jasa warnet. Rp. 2.500. Uang yang tersisa hanya Rp.50.000. Menyerahkannya dengan kakak penjaga warnet. Ternyata warnet baru buka, belum ada pemasukan.
“Nanti saja Mbak” kakak penjaga warnet memberi saran, ia memintaku untuk membayar nanti. Aku mengiyakan, mesti ke sertifikasi bahasa. Cepat. Aku akan kembali, tenag saja kakak.
Aku ke MC, karena Sertifikasi tidak ada dosenya. Akupun melaporkan pada pak Yus, aku sudah mengirim email tulisan LP. Tersenyum sendiri sekaligus tak enak hati karena tulisan mencapai 20 lembar, eh tidak 19 mungkin atau, entah berapa yang pastinya tidka alagi 20 lembar, aku sudah memporsirnya. He
“Ninda mana, tulisannya, hanya maaf”, Pak Yus mengejutkan. Aku mendekati bapak yang memeriksa emailnya. Benar, emailku hanya berisi maaf. Tidak ada file. Aku pun teringat tadinya memang ada kesalahan, tidak aku send tapi aku save. Mungkin yang terkirim itu memang hanya, Maaf. Maaf, yang maksudnya, karena telah merepotkan editor untuk menjadikan tulisanku 10 halaman.
Akhirnya, aku memberikan File tulisan Lp ku dengan Plasdick. Kerumitan pengiriman email tadi, ujung-ujungnya mengirim dengan plasdick.
Huaaaaaaam.
Akhir dari pengumpulan tulisan Laporan Perjalanan (LP) riset wisata Parit Banjar. Hal ini bukan berarti akhir dari segalanya. Ada 32 orang yang mengikuti riset ini, jika semua mengumpulkan akan ada 32 tulisan. Tapi, khusus anak Club Menulis (CM) nantinya akan ada buku sendiri, maksudnya buku atas nama club menulis. Maklum, yang punya gawe Riset Wisata ini adalah Malay Corner (MC). Jadi tidak hanya anak CM yang ikut riset ini, Dosen-dosen Kampus STAIN, kru Balai Bahasa , serta tiga mahasiswa Bahasa dan sastra Untan ikut andil.
Rencananya, tulisan LP yang terkumpul akan dijadikan buku dan launching bersamaan dengan buku-buku CM yang lainnya. (CM udah punya tiga buku yang siap terbit loh, hehhe, jadi kalau dihitung dengan LP ada 4, xiixi ‘krewak’). Tapi, yang mengumpulkan pada hari senin, yang tidak, tulisannya tetap dibuatkan buku tapi “entah-entah” kata pak Yus. Target adanya buku LP di launching itulah, yang tulisanya terkumpul lebih dulu diperioritaskan.
Tentunya aku tidak mau kehilangan kesempatan. 10 halaman, satu spasi, Times New Roman (TNR), prosedur yang ditetapkan. Aku sudah menyelesaikannya. Malah lebih, dari 10 halaman. 20 halaman. Gabung dengan tulisan Eva Ingin Sekolah. Jadinya, bingung. Terlalu banyak. Sudah hampir jam 12 siang, tulisan perlu di Edit. Na’as, laptop (pinjam) tak ada cas, lupa bawa. Bergegas minta pertolongan dengan Holi, memintanya untuk rendah hati meminjamkan aku laptop. Eh malah program pengetikanya menggunakan bahasa arab. Huaa.
Mengembalikan laptop, dan ke empat kalinya aku melewati kelas anak Bahasa Arab, dan dosen yang sedang ada dialam kelas berulang kali melirikku. Aku mencoba menebak apa yang dipikirkannya, “budak mane ni bolak-balek dari tadi, mengganggu konsentrasi”, hanya pikirku, tapi, sungguh pikiranlah membuat aku malu, huahuahuaaa. .
Melihat, Mia Insan, dia ada di aula. Niat mengedit diurungkan, tak banyak waktu, jam 2 siang rasanya mesti di kirim melalui email, melihat Mia yang sedang nangkring dengan laptop nya aku pun bertanya, apakah dia sedang onlin. Alhamdulillah, dugaanku benar. Mia sedang Online. Aku berniat untuk numpang mengirim email, Mia mengiyakan. Aku semangat. Tersenyum. Senang.
Siap, untuk mengirim email. “Ini jak nunggu conect hampir satu jam” mia berbicara. What?, koneksi gangguan. Apalah daya tak mungkin menunggu satu jam, karena satu jam kemudian aku harus ikut Sertifikais bahasa Inggris. Lagi-lagi gagal untuk menyerahkan tulisan Lp. Tidak ada tempat lain lagi, aku harus ke warnet. Eh, aku sudah bilang?, jikalau tulisan mesti dikirim lewat email?. Ya, begitulah rasaku tulisan mesti dikirim melalui email dan deadlinenya jam 2 siang.
Menuju warnet. Alfa Net. Di sumatera, memang tidak terlalau jauh dari kampus, tapi memakan waktu kurang lebih 5 menit dari kampus, pake motor. Huak..huak, hick . Alfa gelap, kosong, mati lampu. Gagal untuk ke empat kalinya. Dari kelas, Holi, Mia dan Alfa. Gagal.
Rumit sekali rasanya, menyerahkan tulisan kali ini. Tapi, tidak ada niat dan janagan samapai berniat untuk putus asa. Semangat. Aku menuju ke jalan Uray Bawadi, ada warnet yang biasa aku singgahi. Sesampainya, alhamdulillah. Aku bisa mengirim tulisanku.
Bayar. Membayar jasa warnet. Rp. 2.500. Uang yang tersisa hanya Rp.50.000. Menyerahkannya dengan kakak penjaga warnet. Ternyata warnet baru buka, belum ada pemasukan.
“Nanti saja Mbak” kakak penjaga warnet memberi saran, ia memintaku untuk membayar nanti. Aku mengiyakan, mesti ke sertifikasi bahasa. Cepat. Aku akan kembali, tenag saja kakak.
Aku ke MC, karena Sertifikasi tidak ada dosenya. Akupun melaporkan pada pak Yus, aku sudah mengirim email tulisan LP. Tersenyum sendiri sekaligus tak enak hati karena tulisan mencapai 20 lembar, eh tidak 19 mungkin atau, entah berapa yang pastinya tidka alagi 20 lembar, aku sudah memporsirnya. He
“Ninda mana, tulisannya, hanya maaf”, Pak Yus mengejutkan. Aku mendekati bapak yang memeriksa emailnya. Benar, emailku hanya berisi maaf. Tidak ada file. Aku pun teringat tadinya memang ada kesalahan, tidak aku send tapi aku save. Mungkin yang terkirim itu memang hanya, Maaf. Maaf, yang maksudnya, karena telah merepotkan editor untuk menjadikan tulisanku 10 halaman.
Akhirnya, aku memberikan File tulisan Lp ku dengan Plasdick. Kerumitan pengiriman email tadi, ujung-ujungnya mengirim dengan plasdick.
Huaaaaaaam.
Komentar